Ketahui Gejala Sifilis yang Angkanya Menanjak di Indonesia

Loading...

Suarasiber.com – Kasus penyakit sifilis atau raja singa di Indonesia naik hingga 70 persen dalam kurun waktu lima tahun ini.

Kenaikan angka kasus ini kemudian menjadi sorotan. Pada tahun 2022 lalu saja, angka kasus sifilis yang terdeteksi di Indonesia mencapai lebih dari 20 ribu kasus.

Melansir sejumlah sumber, sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Gejala sifilis dapat bervariasi tergantung pada stadium infeksi, yang terdiri dari tiga tahap: primer, sekunder, dan laten/tertier.

Berikut adalah penjelasan mengenai gejala-gejala sifilis pada setiap tahap:

Tahap Primer

Tahap ini dimulai sekitar 3 hingga 4 minggu setelah terpapar bakteri sifilis. Gejala yang paling umum pada tahap ini adalah:

  • Chancre: Munculnya satu atau beberapa luka terbuka, biasanya tidak terasa sakit, dan biasanya terletak pada alat kelamin, anus, atau mulut. Chancre ini adalah tanda awal infeksi dan dapat bertahan selama 3 hingga 6 minggu sebelum sembuh dengan sendirinya. Namun, seseorang tetap bisa menularkan infeksi pada tahap ini.

Tahap Sekunder

Tahap ini biasanya terjadi beberapa minggu setelah chancre sembuh. Gejala-gejalanya meliputi:

  • Ruam: Biasanya berupa ruam yang tidak gatal dan muncul pada kulit di berbagai bagian tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki. Ruam ini bisa berupa bintik merah atau cokelat yang dapat menyebar ke seluruh tubuh.
  • Lemas dan demam: Seseorang mungkin merasa lemah, kehilangan nafsu makan, dan mengalami demam ringan.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening: Kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh, seperti di leher, ketiak, atau pangkal paha, dapat membengkak.
  • Gejala-gejala pada tahap primer dan sekunder biasanya hilang dengan sendirinya, tetapi penyakit ini tetap ada dalam tubuh dan dapat masuk ke tahap laten/tertier.

Tahap Laten/Tertier

Pada tahap ini, sifilis menjadi laten (tidak aktif) dan dapat bertahan selama bertahun-tahun tanpa menunjukkan gejala apa pun. Namun, jika tidak diobati, penyakit ini dapat berkembang ke tahap tertier yang lebih serius.

Gejala-gejala tahap tertier dapat meliputi:

  • Tumor sifilis: Terbentuknya benjolan atau tumor di berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, tulang, dan organ dalam.
  • Kerusakan organ: Sifilis tertier yang tidak diobati dapat merusak organ dalam seperti jantung, otak, mata, dan sistem saraf, yang dapat menyebabkan masalah neurologis, kebutaan, kelumpuhan, dan bahkan kematian.
  • Penting untuk diingat bahwa gejala sifilis dapat bervariasi antara individu, dan beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala pada tahap awal. Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes sifilis jika Anda merasa telah terpapar atau memiliki kekhawatiran terkait penyakit ini.

Jika Anda memiliki kekhawatiran terkait sifilis atau telah terpapar dengan risiko penularannya, penting untuk segera menghubungi profesional medis atau klinik kesehatan untuk menjalani pemeriksaan dan tes yang diperlukan. Tes sifilis melibatkan pemeriksaan darah untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum.

Perlu diingat bahwa sifilis dapat diobati dengan antibiotik jika didiagnosis pada tahap awal. Pengobatan yang tepat dan tepat waktu dapat membantu mencegah komplikasi serius yang terkait dengan sifilis.

Selain itu, sangat penting untuk menghindari praktik seks yang tidak aman dengan pasangan yang berisiko atau tidak diketahui riwayat kesehatannya. Menggunakan kondom secara konsisten dan membatasi jumlah pasangan seksual dapat membantu mengurangi risiko penularan sifilis dan penyakit menular seksual lainnya.

Penting juga untuk melibatkan pasangan Anda dalam upaya pencegahan dan pengobatan. Jika Anda didiagnosis dengan sifilis, penting untuk memberi tahu pasangan Anda agar mereka juga dapat menjalani pemeriksaan dan pengobatan yang diperlukan.

Ingatlah bahwa informasi ini hanya memberikan gambaran umum tentang gejala sifilis. Jika Anda memiliki kekhawatiran kesehatan atau gejala yang mencurigakan, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional medis untuk evaluasi dan diagnosis yang tepat. (eko)

Editor Yusfreyendi

Loading...