In memoriam, Syahrul di Mata Ismeth Abdullah

Loading...

Oleh: Ismeth Abdullah

HARIMAU mati meninggalkan belang. Gajah mati meninggalkan gading. Manusia mati meninggalkan nama. Pepatah itu tepat disematkan untuk almarhum Syahrul – Walikota Tanjungpinang yang meninggal dunia Selasa lalu

Ya…. Syahrul meninggalkan nama baik dan akan diingat sepanjang masa oleh masyarakat yang mencintainya. Ungkapan duka tak hanya disampaikan melalui media sosial, tapi juga papan bunga.

Secara pribadi, saya mengenal baik Syahrul sejak dulu. Komunikasi antara kami berdua cukup intens walau jarak memisahkan kami cukup jauh. Berkat media sosial , jarak itu terasa dekat.

Ketika saya menjabat Gubernur Kepri, Syahrul waktu itu masih menjabat sebagai Ketua PGRI Kota Tanjungpinang.  Di masa Syahrul dimulai pondasi pembangunan Gedung PGRI Kota Tanjungpinang.

Syahrul adalah tipe pemimpin yang baik, peduli dan mengayomi masyarakat yang dipimpinnya. Kriteria seorang pemimpin melekat pada dirinya.

Sewaktu menjabat Walikota Tanjungpinang kami sempat beberapa kali berjumpa. Tak hanya di acara acara resmi, juga  dikediamannya Perumahan Kijang Kencana, Km. 9 Tanjungpinang.

Dalam setiap pertemuan Syahrul selalu menyampaikan ide-idenya kepada saya. Cukup bernas. Kami punya keinginan dan tujuan yang sama ingin mewujudkan masyarakat  yang madani dan berakhlak mulia.

Sebagai seorang pemimpin, saya melihat Syahrul ibarat pohon kelapa. Tidak satupun di antara struktur dan anatominya tersisa semuanya bermanfaat. Buahnya bisa menjadi penyedap makanan.

Bahkan bisa diolah menjadi minyak makan. Batangnya bisa dipakai sebagai tiang rumah dan jembatan. Sabutnya bisa menjadi keset atau kerajinan tangan lainnya.

Batoknya bisa menjadi bara pemanas. Daunnya bisa menjadi sarang ketupat. Bahkan jamurnya bisa menjadi hiasan atau dekorasi pengantin.

Ringkasnya figur seorang  Syahrul bisa menjadi pigur sentral dan suri teladan. Dia punya harga diri dan mampu mengejawantahkan suatu kinerja dengan baik dalam menjalankan profesinya dan atribut yang melekat pada dirinya.

Berbagai atribut yang melekat pada dirinya, dapat diperankannya dengan baik dan benar sehingga kehadirannya dihargai oleh siapa saja.

Syahrul selalu memancarkan cahaya. Dia selalu membimbing dengan nuraninya.

Nama Syahrul layak diabadikan sebagaimana nama-nama orang yang telah berjasa di republik ini. Entah itu untuk nama gedung, kantor atau lainnya.

Selamat jalan sahabat. Selamat jalan adikku. Namamu akan abadi dan tetap dicintai masyarakatmu. Lambat tapi pasti kami juga akan menyusulmu.

Syahrul adalah pemimpin yang bertife: pemimpin yang biasa memberitahu. Pemimpin yang baik menjelaskan. Pemimpin yang ulung memperagakan dan pemimpin  hebat yang selalu mengilhami. (*)

Loading...