Tangani Skandal Dokumen Rahasia Joe Biden, Jaksa Agung AS Tunjuk Penasihat Khusus

Loading...

Suarasiber.com – Jaksa Agung Amerika Serikat Merrick Garland menunjuk Robert Hur, sebagai penasihat khusus untuk menyelidiki kasus penemuan sejumlah dokumen rahasia pemerintah yang menyeret Presiden Joe Biden.

Robert sendiri merupakan mantan pejabat senior kementerian kehakiman era Donald Trump. Biden terseret skandal menyusul dua kali temuan sejumlah dokumen rahasia pemerintah.

Temuan pertama terjadi pada 2 November di Penn Biden Center, sebuah think tank yang diluncurkan Biden, yang berpusat di Washington DC. Biden kemudian mengklaim bahwa file-file rahasia tersebut telah diserahkan ke Arsip Nasional AS.

Sementara temua kedua, kata Garland, terjadi pada 20 Desember di rumah pribadi Biden di Wilmington, Delaware. Pada Kamis (12/1/2023) pagi, ungkap Garland, pengacara Biden memanggil penyelidik untuk memberi tentang temuan kedua.

Setelah penyelidikan awal oleh Jaksa Penuntut AS John Lausch, Garland mengatakan pihaknya memutuskan diperlukan penasihat khusus untuk menyelidiki temuan sejumlah dokumen rahasia pemerintah ini karena “keadaan luar biasa” yang timbul.

“Penunjukan ini menggarisbawahi komitmen untuk independensi dan akuntabilitas dalam hal-hal yang sangat sensitif dan untuk membuat keputusan yang hanya dipandu oleh fakta dan hukum,” kata Garland seperti dikutip dari BBC via liputan6.com, Jumat (13/1).

Robert berjanji akan melakukan tugasnya secara adil, jujur, dan tidak memihak. Ditemukannya dokumen rahasia Biden dianggap memalukan. Karena di saat yang sama juga tengah diselidiki dugaan kesalahan penanganan file-file rahasia oleh Donald Trump.

Trump sedang diselidiki oleh kementerian kehakiman setelah lebih dari 325 file rahasia – termasuk beberapa yang ditandai dengan sebutan rahasia dan sangat rahasia – ditemukan di kediamannya di Florida.

Penyelidik mengatakan mereka sedang menyelidiki apakah Trump melanggar undang-undang federal dengan menghalangi proses “pemulihan” dokumen atau menghancurkan file pemerintah. Adapun Trump membantah melakukan kesalahan.

Undang-undang AS mewajibkan semua catatan Gedung Putih, termasuk yang sangat rahasia sekalipun, diserahkan ke Arsip Nasional AS setelah masa pemerintahan selesai.

Biden melalui Pengacara Gedung Putih, Richard Sauber menyatakan akan kooperatif jalani penyelidikan. “Kami yakin bahwa tinjauan menyeluruh akan menunjukkan bahwa dokumen-dokumen ini dengan tidak disengaja salah tempat dan presiden serta pengacaranya segera bertindak setelah menemukan kesalahan ini,” klaim Sauber.

“Temuan kedua di garasi rumah pribadi Biden termasuk di antaranya surat-surat pribadi dan politik, sejumlah kecil catatan pemerintahan Obama-Biden dengan label rahasia”, kata Sauber.

Pengacara dilaporkan juga menggeledah rumah Biden di Rehoboth Beach, Delaware, tetapi tidak menemukan file tambahan.

Biden sendiri juga mengatakan kepada wartawan, masalah ini ditanganinya secara serius. Namun pertanyaan yang dialamatkan kepadanya ialah, apakah file-file rahasia tersebut menyimpan informasi sensitif yang dapat membahayakan keamanan nasional AS.

Terlepas dari itu, dua temuan ini dipastikan akan menjadi senjata untuk menyerang pemerintahan Demokrat. Ketua DPR AS Kevin McCarthy menyuarakan keprihatinan terkait waktu pengumuman soal temuan ini.

“Mereka tahu ini terjadi pada Presiden Biden sebelum pemilihan sela, tetapi mereka merahasiakannya dari publik Amerika,” kata McCarthy. (***)

Editor Ady Indra P
Sumber BBC via Liputan6.com

Loading...