Mahasiswa Poltekpar Bali Ciptakan Sistem Pengelolaan Desa Wisata

Loading...

Suarasiber.com – Mahasiswa Program Studi Manajemen Akuntansi Hospitality (MAH) Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali menciptakan sistem informasi akuntansi untuk pengelolaan desa wisata.

Lahirnya sistem ini menjadi harapan banyak pengelola desa wisata. Selama ini masih banyak yang belum melakukan catatan pemasukan dan pengeluaran kas (cashflow) dengan baik dan benar.

Dengan sistem yang diciptakan ini akan menghasilkan laporan keuangan yang baik dan terstruktur.

Kerja keras mahasiswa pun diapresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.

“Desa wisata menjadi prioritas Kemenparekraf untuk menghadirkan pariwisata yang berkualitas, berkelas dunia, dan berkelanjutan lingkungan,” ujarnya, melansir keterangan resminya.

Aplikasi ciptaan mahasiswa Poltekpar bali akan diujicoba di Desa Wisata Pinge di Kabupaten Tabanan dan Desa Wisata Taro di Kabupaten Gianyar.

Terpilihnya Desa Wisata Pinge karena desa tersebut resmi berbadan hukum (SK Bupati Tabanan Nomor 337 Tahun 2004).

Pengaplikasian sistem informasi akuntansi di Desa Wisata Pinge dilakukan oleh mahasiswa Prodi MAH kelas A 2018. Saat itu para mahasiswa mengidentifikasi sistem informasi akuntansi desa wisata yang masih belum sesuai standar.

Karenanya mahasiswa Prodi MAH kelas A 2018 menciptakan program berbasis Microsoft Excel, sehingga memudahkan masyarakat desa dalam membuat siklus akuntansi di Desa Wisata Pinge. Baik penerimaan maupun pengeluaran kas, yang nantinya akan menghasilkan laporan keuangan.

Kelebihan sistem berbasis Microsoft Excel adalah sistemnya yang tidak menggunakan internet dan dapat mencegah terjadinya manipulasi dan penyimpangan karena telah disiapkan formulir pendukung.

Sementara untuk Desa Wisata Taro dilakukan oleh mahasiswa Prodi MAH kelas B 2018. Ditemukan bahwa dalam pengelolaannya Desa Wisata Taro masih belum efektif dalam hal pencatatan keuangan sehingga rentan terjadi kecurangan (fraud).

Oleh karena itu, mahasiswa Prodi MAH Kelas B 2018 mengembangkan sebuah sistem informasi akuntansi penjualan digital/Point of Sales for Transactions (POST) berbasis website di Desa Wisata Taro.

Program ini mampu menghadirkan transparansi keuangan dan memperkuat kapasitas perangkat Desa Wisata Taro dalam mengontrol serta mengatur pendapatan Desa Wisata Taro dari objek wisata dan homestay.

Program ini dirasa sangat membantu pengelola Desa Wisata Taro sehingga dapat membuktikan diri sebagai desa wisata mandiri.

“Diharapkan mahasiswa Poltekpar Bali nantinya juga dapat menjadi solusi sebagai kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu untuk kebangkitan ekonomi dan memberikan solusi terhadap permasalahan lapangan pekerjaan,” terang Menparekraf.

Direktur Poltekpar Bali, Drs. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes menyampaikan hal ini untuk membantu desa wisata dan mahasiswa dalam menerapkan ilmu atau teori yang diterima di dalam kelas.

“Saya harapkan Desa Wisata Pinge dan Desa Wisata Taro dapat merasakan manfaat dari hasil produk APM, utamanya Prodi MAH Kelas A dan B 2018 karena hal ini juga merupakan pembuktian bagi mahasiswa dalam penerapan ilmu pengetahuan yang diterima di kelas,” jelasnya. (tengku)

Editor Ady Indra Pawennari

Loading...