87 Desa Wisata di Indonesia Dapatkan Pendampingan Serentak dari Kemenparekraf

Loading...

Suarasiber.com – Menparekraf RI Sandiaga Uno meluncurkan program pendampingan desa wisata. Pendampingan dilakukan kepada para pengelola.

Dengan pendampingan, ada harapan agar desa wisata bisa memberikan pengalaman wisata yang berkualitas dan berkelanjutan bagi wisatawan.

Hal ini dikemukakan Sandi pada Rapat Koordinasi dan Kick Off Pendampingan Desa Wisata di Pullman Hotel, Kamis (20/1/2022).

“Desa wisata memiliki kekuatan yang besar untuk membangun Indonesia sehingga mendorong terwujudnya kebangkitan ekonomi dengan terbukanya lapangan kerja,” tuturnya.

Kemenparekraf menggandeng 16 komunitas dan 20 perguruan tinggi. Program ini diluncurkan usai Sandi mengunjungi 75 desa wisata di Indonesia selama 2021.

Ia ingin desa wisata dapat menyambut wisatawan sama seperti ketika para pelancong datang ke destinasi wisata unggulan.

Seperti bagaimana penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE yang terintegrasi ke aplikasi PeduliLindungi.

Selain itu juga dengan kenyamanan dan keamanan yang sama dengan di hotel ketika mereka menginap di homestay desa wisata. Tidak perlu mewah, tapi sesuai dengan standardisasi yang ada.

“Di tahun 2021, saat pariwisata mengalami banyak tantangan, kunjungan wisatawan desa wisata berdasarkan data yang kami terima, meningkat 30 persen. Oleh karena itu harus kita gunakan momentum ini untuk kebangkitan kita bersama dan pemulihan ekonomi kita pascapandemi,” ujarnya, seperti dilansir dari kemenperakref.go.id, Jumat (21/1/2022.

Live In Selama 2 MInggu

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya, menjelaskan, program pendampingan dijadwalkan berlangsung mulai 1 hingga 28 Februari 2022.

Para pendamping yang mewakili komunitas akan live in selama 2 minggu di desa wisata untuk memberikan pendampingan. Fokus pendampingan pada tahapan coaching, supervisi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

“Jadi mereka akan melakukan pendampingan secara serentak di 87 desa wisata yang tersebar di 22 provinsi tanah air,” kata Wisnu.

Terdapat dua modul yang akan menjadi dasar pendampingan:

  • Pertama modul Sadar Wisata yang meliputi Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE
  • Kedua adalah modul Pengembangan Potensi Produk Pariwisata yang meliputi Exploring, Packaging dan Presentation di mana pengelola desa wisata dapat belajar bagaimana mengeksplorasi, mengemas dan mempresentasikan produk wisata unggulan desa wisatanya.

Wisnu menjelaskan, pendampingan ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target Kemenparekraf/Baparekraf dalam menghadirkan 244 desa wisata maju hingga tahun 2024.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Inspektur Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Restog Krisna Kusuma; Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf, Florida Pardosi.

Juga ada Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani, dan Direktur Manajemen Strategis Kemenparekraf, Ika Kusuma Permana Sari, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Kemenparekraf, Dyah Septiana Isnaryati. (eko)

Editor Yusfreyendi

Loading...