Maraknya Penggunaan Imbuhan Meng- Pada Generasi Milenial

Loading...

Imbuhan biasanya disematkan pada awal, sisipan, dan akhir kata untuk mengubah atau menambahkan
arti dari kata sebelumya.

Contohnya seperti kata “ekor” berarti bagian paling belakang hewan, tapi jika di tambahkan imbuhan “meng” yakni mengekor maka artinya berubah loh. Artinya menjadi mengikuti atau menyertai di belakang.

Bahasa merupakan aspek yang melekat pada manusia yang mana merupakan alat untuk berinteraksi
satu sama lain.

Tetapi tahukah kalian? Bahasa memilki keunikan, yakni seiring waktu bahasa bisa berubah – ubah dikarenakan faktok teknologi, cara berpikir, serta lingkungan.
Salah satunya bahasa gaul yang selalu berubah-ubah.
.
Bahasa gaul selalu lekat disandingkan dengan remaja. Bahasa ini biasanya digunakan saat nongkrong,
berselancar di media sosial, atau hal-hal lainya

Kini muncul isitiah-istilah bahasa gaul baru yang menggunakan imbuhan “meng” pada generasi milenial.

Berikut adalah contohnya.

  1. Mengsenang

Mengsenang ini dipetik dari kata dasar “senang” yakni memiliki arti kesukaan akan sesuatu hal. Tetapi
kini, kata “senang” ini di plesetkan menjadi “mengsenag”.

Maknanya sama saja dengan kata dasarnya, akan tetapi tambahan di awal kata “meng” ini hayalah untuk mengartikan kesukaan yang berlebih. Atau bisa juga diartikan sebagai candaan saja.

  1. Mengcapek

Mengcapek ini di kutip dari kata dasar “capek” yakni memiliki arti kelelahan, letih. Tetapi oleh generasi
milenial, kata “mengcapek” ini maknanya sudah berbeda pada kata dasarnya.

Peran imbuhan “meng-” di awal kata untuk melambangkan arti kelelahan yang sangat berlebih atau bisa dibilang lebay. Jadinya, dicurahkan lewat kata “mengcapek” ini.

  1. Menghadeh

Menghadeh ini mengambil kata dasar “aduh” yang berartikan rasa heran, sakit, dan sebagainya.

Tetapi kini generasi milenial mengkonversikan istilah “hadeh” menjadi dan kini kata “menghadeh” hal ini
dikarenakan untuk menggambarkan rasa heran, sakit yang amat sangat.

  1. Mengsedih

Mengsedih ini diambil dari kata dasar “ sedih” yang memiliki interpretasi sedu sedan atau pilu.

Tetapi kini generasi milenial mengubahnya menjadi “mengsedih” yang dialamatkan pada perasaan sedu sedan
yang lewat batas.

Atau bisa juga untuk bahan olok-olokan kepada teman-temannya yang sedang bersedih, hal ini tergantung situasinya.

Nah itu dia guys contoh-contohnya mengenai bahasa gaul imbuhan “meng-“ yang sedang ramai digunakan oleh generasi milenial.

Ternyata sangat bervariasi yaah?, jadi kata mana yang sering kalian gunakan? (Penulis Ilham Syah – Universitas Pamulang)

Editor Ady Indra Pawennari

Loading...