Buka Konferensi Internasional Heritage of Toba, Sandiaga Inginkan Gercep, Geber dan Gaspol

Loading...

Suarasiber.com – Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno membuka secara hybrid konferensi internasional Heritage of Toba, Kamis (14/10/2021).

Konferensi internasional ini merupakan kolaborasi antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan Kompas untuk menggali penguatan produk wisata di Danau Toba agar bertaraf internasional.

Harapannya Danau Toba sebagai destinasi super prioritas dan juga bagian dari UNESCO Geopark Global yang telah ditetapkan pada 2 Juli 2020 dapat semakin mendunia.

“Untuk melestarikan Toba, perlu penyatuan visi dengan pemangku kepentingan. Agar memberikan dampak positif secara ekonomi dan lingkungan,” kata Sandi, seperti rilis dari Plt. Kepala Biro Komunikasi Parekraf, Cecep Rukendi.

Konferensi internasional Heritage of Toba menghadirkan berbagai pembicara yang terbagi ke dalam dua sesi.

Pada sesi pertama diisi oleh Ahli Geologi ITB, Indyo Pratomo; Ahli Ekowisata, Prof. Harini Muntasib; dan Aktivis Lingkungan, Annette Horschmann.

Sementara pada sesi kedua diisi oleh Fashion Desaigner, Athan Siahaan; Praktisi Kuliner Indonesia, Santhi Seraf; Ahli Budaya Batak Universitas Hawaii AS, Prof. Uli Kozok; dan Musisi, Viky Sianipar.

“Besar harapan saya kegiatan ini dapat menciptakan inovasi dan terobosan baru dalam pengembangan destinasi super prioritas Danau Toba sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan lingkungan,” lanjut Sandiaga.

Ia juga meminta semua pihak harus ‘gercep’ gerak cepat, ‘geber’ gerak bersama, dan ‘gaspol’ garap semua potensi agar lapangan kerja terbuka seluas-luasnya.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani, menjelaskan kegiatan ini untuk mempertahankan produk wisata yang ada di Toba.

Kemenparekraf juga sudah membuat travel pattern atau jalur wisata tematik, supaya segmentasinya lebih jelas. Mungkin ada yang datang ke sini karena hanya ingin melihat Danau Toba saja, dan length of stay-nya hanya sehari atau dua hari.

Tapi ketika kita membuat ini menjadi tematik, lebih bisa menarik minat masyarakat sehingga length of staynya juga akan jauh lebih lama.

Menurut Rizki, travel pattern Kaldera Toba dirampungkan pada tahun 2020, mengusung tiga tema yaitu eco culture, eco nature, dan eco science.

Jalur eco nature melingkupi Air Terjun Sipiso Piso, Lisa Andi Leo’s Organic Coffee, Pusuk Buhit Mountain, Taman Wisata Kera Sibaganding, dan Taman Eden 100 Tobasa.

Sementara untuk jalur eco culture meliputi Lumban Suhi Suhi Toruan, Istana Makam Raja Sisingamangaraja, Sentra Ulos Desa Meat, Museum Batak TB Silalahi, Makam Tua Raja Sidabutar, dan Museum Huta Bolon Simanindo.

Untuk jalur eco science terbagi empat subjalur yang masing-masing memiliki jalurnya sendiri. Subjalur itu adalah Kaldera Porsea, Kaldera Haranggaol, Kaldera Sibandang, dan Pulau Samosir. (man)

Loading...