Karakteristik Lumba-Lumba pada Perairan Paparan Sunda dan Paparan Sahul

Loading...

Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (2018) menyatakan bahwa, secara fisiografi wilayah laut Indonesia dapat dibagi menjadi tiga wilayah.

Wilayah tersebut adalah Paparan Sunda, Paparan Sahul dan zona transisi. Paparan Sunda terletak dibagian Barat Indonesia meliputi daerah perairan Selat Malaka, Laut Cina Selatan dan Laut Jawa.

Paparan Sahul terletak dibagian Timur Indonesia, meliputi daerah selatan Laut Banda dan Laut Aru.

Sedangkan zona transisi meliputi daerah perairan Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Banda dan Laut Flores.

Indonesia bagaian barat dan Indonesia bagian Timur dibatasi oleh garis wallace (wallace line). Garis yang membujur dari arah utara-selatan melalui Selat Makasar dan Selat Lombok.

Garis ini membatasi fauna dan flora antara bagian timur dan barat. Bukan hanya itu, garis Wallace juga mamperlihatkan bentuk fisiografi yang barbeda pada laut Indonesia. 

Dari kenampakan fisiologi, Indonesia bagian barat terdiri dari beberapa pulau-pulau besar yang dipisahkan oleh laut dangkal. 

Sedangkan Indonesia bagian Timur terdiri dari sederetan pulau-pulau berbentuk busur lengkung dengan perbedaan relief yang sangat menonjol dan dipisahkan oleh laut dalam dengan palung-palung dalam serta pegunungan yang tinggi.

Source: Badan Informasi Geoparsial

Kondisi morfologi dasar laut Indonesia pada Paparan Sunda (Sunda Shelf) mempunyai kedalaman dasar laut rata-rata 130 meter, sedangkan Paparan Sahul mempunyai kedalaman lebih 5000 meter.

Kedalaman laut inilah yang akan menjadi salah satu factor dalam keanegaragaman hayati di laut Indonesia. Salah satu keanegaragaman hayati diperairan Indonesia yaitu lumba-lumba.

Menurut Sudjoko (1988), jenis lumba-lumba yang ada di perairan paparan sunda adalah Lagenodelphis hosei (Serawak Dolfin). Memeiliki moncong panjang dan runcing yang berfungsi menangkap ikan pelagis yang ada di perairan.

Memiliki warna tubuh yang terang, bagian punggung abu-abu, sedangkan di daerah kepala biru gelap.

Lagenodelphis hosei (Serawak Dolfin). Source: Uk.whales.org

Selanjutnya adalah Jenis lumba-lumba yang ditemukan di perairan paparan sahul yakni Orcaella heinsohni (Beasley, 2005).

Lumba-lumba di paparan sahul memiliki moncong yang pendek warna tubuh abu-abu. Moncong yang pendek berfungsi untuk mencari makan seperti ikan bentik, terumbu karang dan invertebrate (Perri, 1995)

Orcaella heinsohni. Source: ScienceDirect.com

Maka dapat kita lihat perbedaan keanegaragaman hayati pada perairan Paparan Sunda dan Paparan Sahul yakni lumba-lumba. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda karena dipengaruhi oleh factor lingkungan seperti kedalaman dan ketersediaan makanan. ***

Penulis: Nahdah Ayatillah; Program Studi : Ilmu Kelautan; Fakultas : Ilmu Kelautan dan Perikanan; Universitas : Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)

Tinjauan Pustaka

  • Beasle, I. 2005. Description of a New Dolphin, the Australian Snubfin Dolphin Orcaella Heinsohni Sp. N. (Cetacea, Delphinidae). Marine Mammal Science, 21(3):365400.
  • BIG. 2018. Badan Informasi geoparsial. Seamless Digital Elevation Model (DEM) dan Batimetri Nasional. [Internet]. [5 November 2020). Tersedia dari: http://tides.big.go.id/DEMNAS/.
  • Perrin, W. F. 1999. Spinner Dolphins (Stenella Longirostris) of the Western Pacific and Southeast Asia: Pelagic and Shallow-Water Forms. Marine Mammal Science. 15(4):1029-1053.
  • P3GL. 2016. Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. Morfologi dasar laut Indonesia. [Internet]. [5 November 2020]. Tersedia dari: https://mgi.esdm.go.id/content/morfologi-dasar-laut-indonesia
  • Sudjoko, B. 1988. Jenis Lumba-Lumba (Dolfin) yang terdapat di Perairan Indo–Malaya. Oseana. 13(2): 73 – 84.
  • Wang, J., Xiaodi, G., Luoliang, X., Libin, D., Jessica, C., & Siquan, T. 2020. Global Ecology and Conservation. Elsevier. 1-12.
Loading...