Balap Liar, Fenomena Usang yang Tetap Eksis

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Balap liar di banyak kota di Indonesia, juga di Tanjungpinang, Provinsi Kepri bukanlah barang baru.

Di Pekanbaru, balap liar sudah ada sejak tahun 1980-an. Bahkan, sejak akhir 1970-an pun sudah mulai berlangsung di Jalan Diponegoro, Pekanbaru.

Biasanya, saat ada balap liar akan diikuti dengan pengejaran oleh personel polisi ke pelaku balap liar. Dan, sejumlah pelaku balap liar akan menghilang di sebuah komplek di Jalan Soetomo.

Di Tanjungpinang, fenomena balap liar pun tak kalah tuanya. Dari berbagai informasi yang dirangkum redaksi suarasiber.com,
fenomena balap liar di Tanjungpinang sudah ada sejak awal tahun 1990-an di Jalan Basuki Rahmat.

Balap liar itu musim-musiman. Kadang ada, kadang ramai dan kadang tidak ada sama sekali. Tergantung siapa pelakunya.

Jika pelakunya hanya oknum pelajar, mereka sudah langsung berhamburan pulang ke rumah saat melihat polisi datang.

Tapi, jika balapan itu ada “isinya” dipastikan tidak akan berhenti. Meski diadang polisi, tetap akan berlangsung.

Mereka akan pindah mencari tempat lain, seperti ke Dompak. Atau membiarkan personel kepolisian kelelahan dan pulang sendiri.

Setelah polisinya pulang, Jalan Basuki Rahmat dan kini, Jalan Wiratno, jadi ajang adu cepat sampai menjelang pagi.

Berbagai kebijakan telah dan pernah dilakukan Polres Tanjungpinang, menyikapi balap liar itu. Mengejar pelaku balap liar seperti di Pekanbaru, sudah pernah.

Mengarahkan pebalap ke arena semi resmi juga sudah pernah. Menindak secara hukum juga pernah dilakukan. Bahkan, menindak dengan menggunakan pentungan pun sudah pernah.

Tergantung cara pandang dan kebijakan masing-masing yang memimpin di masanya.

Kini, wujudnya berupa pemasangan tambang raksasa, yang disebut pita penggaduh di tengah badan Jalan Wiratno.

Kasat Lantas Polres Tanjungpinang Kasat Lantas AKP Anjar Y Widodo SIK, melalui rilis dari Kasubag Humas Iptu Suprihadi, mengatakan pengendara diharapkan lebih waspada saat melintasi pita itu.

Kemudian, lebih hati-hati, meningkatkan konsentrasi dan kesadaran serta memperlambat laju kendaraannya.

Efektif atau tidak, untuk mengadang aksi balap liar? Waktu yang akan menjawabnya nanti. Yang pasti pengguna jalan akan terganggu kenyamanannya.

Gara-gara ulah segelintir pebalap liar, semua pengguna jalan kena getahnya.

Kapolres dan Kasatlantas di Polres Tanjungpinang datang dan pergi silih berganti. Namun, balapan liar tetap eksis dan terus berlangsung. Entah sampai kapan. (sigit rachmat)

Loading...