Ini Dia Pelari Lingga yang Berjuluk Si Napas Kuda itu…

Loading...

Tak banyak yang tahu, pada tahun 1960-an Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri) pernah punya atlet lari yang cukup disegani karena memiliki kecepatan dan kekuatan di atas rata-rata.

Awalnya, ia hanya dikenal di kalangan karyawan PT. Timah di Pulau Singkep karena selalu menjuarai lomba lari marathon yang digelar rutin Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.

Namanya mulai moncer ketika dikirim mewakili Pulau Singkep untuk mengikuti lomba lari marathon yang diadakan PT. Timah di Pangkal Pinang, Bangka Belitung.

Ia sukses menjuarai lomba dan mengalahkan para pelari dari Bangka Belitung, Kalimantan dan Jakarta. Sejak itu, namanya jadi buah bibir karena perawakannya kecil, tapi kecepatan larinya luar biasa.

Di kalangan karyawan dan direksi PT. Timah di Pulau Singkep, ia dijuluki “Si Napas Kuda”. Gelar ini disematkan kepadanya karena ia memiliki kecepatan dan kekuatan lari pada lintasan jalan yang menanjak.

Ia adalah Wello Pagga (84), ayah kandung dari Bupati Lingga, Alias Wello. Di usianya yang sudah senja, fisiknya masih sangat kuat. Masih bisa mencangkul di kebun dan bawa motor sendiri.

“Saya pernah diadu lari dengan sepeda. Tapi, saya tetap lebih cepat dari sepeda pada saat itu. Kekuatan lari saya itu unik. Makin tikungan dan tanjakan, tenaga saya makin kuat,” kisahnya.

Ia mengaku pernah lari dari Sungai Raya – Dabo Singkep pulang pergi dengan waktu tempuh tak lebih dari satu jam. Jarak antara Sungai Raya – Dabo Singkep sekitar 14 kilometer.

Suatu waktu, Wello ditugaskan manajemen PT. Timah bekerja di lokasi tambang kampung Halo Bandung yang saat ini dikenal dengan nama Tanah Putih yang jaraknya sekitar 30 kilometer dari Sungai Raya.

Tentu ia tak sendiri. Ada beberapa karyawan lainnya yang diberi tugas yang sama. Mobil angkutan juga disiapkan. Tapi, jalan yang akan dilewati adalah jalan tanah layaknya kubangan kerbau.

“Saya pilih tak ikut naik mobil. Saya hanya menitip bekal makanan dan peralatan kerja di mobil. Kemudian saya berlari menyusuri jalan. Saya malah lebih duluan sampai,” katanya terkekeh.

Wello juga bukanlah manusia yang cengeng. Walaupun sakit, asal masih bisa ditahan, ia tetap bekerja seperti biasa. Bahkan, sampai hari ini ia tak pernah dirawat di rumah sakit.

Pantas saja, Awe, sapaan akrab Bupati Lingga Alias Wello memiliki energi yang luar biasa. Rupanya, ia mewarisi darah ayahnya. Seorang pelari berjuluk “Si Napas Kuda”. (Ady Indra Pawennari).

Loading...