Siaga Air dan Asap di Tanjungpinang

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tanjungpinang, Raja Kholidin, memimpin rapat koordinasi Masalah Siaga Air dan Asap di kota Tanjungpinang, Senin (23/9/2019), di ruang rapat kantor BPBD Tanjungpinang.

Rapat dihadiri, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Kijang-Tanjungpinang, Dhira Utama, Kasubag Umum dan Keuangan PDAM Tirta Kepri, Fazli Idham, perwakilan Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Camat, Lurah, Ketua LAM, dan Forum RT/RW.

Dalam pertemuan itu, dibahas berbagai solusi dan penangganan terhadap persoalan kesediaan air bersih dan kabut asap yang terjadi di kota Tanjungpinang.

Raja Kholidin menjelaskan menghadapi masalah kekeringan dan paparan kabut asap di kota Tanjungpinang, pihaknya bekerja sama dengan PDAM telah mendistribusikan bantuan air bersih kepada warga di wilayah yang terdampak kekeringan.

Sedangkan, untuk kabut asap, BPBD telah melakukan aksi peduli kabut asap dengan membagi-bagikan masker kepada masyarakat yang berkendaraan di lampu merah Jalan Pamedan A. Yani dan sekolah-sekolah.

“BPBD siap memberikan bantuan air bersih ke masyarakat, sekolah, dan Lapas. Namun, BPBD tidak serta merta bisa turun ke lapangan, karena harus berdasarkan adanya permintaan surat ke PDAM melalui RT/RW, kelurahan dan ditembuskan ke BPBD,” ucapnya.

Untuk mencukupi kebutuhan air bersih, ke depan ia meminta kepada Camat setempat untuk mencari titik sumber air melimpah, supaya kebutuhan air masyarakat bisa terpenuhi. Namun, sebelum dikonsumsi masyarakat perlu diuji terlebih, apakah layak untuk digunakan sebagai air minum atau mencuci makanan.

“Kalaupun tidak layak, paling tidak bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan mandi, mencuci pakaian, dan sebagainya,” ucapnya.

Sementara Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Kijang-Tanjungpinang, Dhira Utama, mengutarakan tahun 2019 diprediksi lebih panas dan kering dari pada tahun sebelumnya. Salah satu faktor penyebab kekeringan itu adalah fenomena El Nino yang berakibat menurunnya jumlah curah hujan dibanding tahun sebelumnya.

“Kemarau panjang tahun ini diprediksi sama seperti terjadi pada 2015 silam. Namun prediksi curah hujan akan meningkat pada Oktober hingga November 2019,” terangnya

Sedangkan, jarak pandang akibat dampak kebakaran hutan dan lahan terparah di kota Tanjungpinang terjadi pada 18 dan 22 September 2019 yakni mencapai 2.500 meter.”Saat ini ISPU mencapai 50 meter dan dalam kondisi baik, jika dibandingkan beberapa hari lalu,” katanya.

Sebelumnya, Kasubag Umum dan Keuangan PDAM Tirta Kepri, Fazli Idham, menjelaskan saat ini daya tampung air waduk di Sungai Pulai dan Gesek mulai menyusut akibat kemarau panjang, sehingga pihaknya mengurangi jam operasi, semulanya 24 jam menjadi 12 jam.

“Saat ini, daya tampung air di waduk sungai pulai hanya mencapai 1, 33 cm dan gesek 0,53 cm, jika penurunannya 5-9 cm per hari saja, maka persedian air hanya cukup untuk 15-16 hari. Karenanya, salah satu cara, kita suplay air ke pelanggan hanya 12 jam per hari, jika kita suplay selama 24 jam per hari, maka persedian air PDAM tidak bisa panjang,” jelasnya. (mat)

Loading...