Suarasiber.com – Zhu Hai Phong awalnya pengusaha kaya yang hidup bahagia bersama istri dan dua anaknya. Namun semuanya berantakan ketika ia tergoda janda yang usianya lebih muda 10 tahun.
Dilaporkan Doi Song Gia Dinh, Phong yang tinggal di Tiongok awalnya menjalin bisnis dengan Chu Tay My. Namun benih cinta rupanya tumbuh di hati Phong. Tay May yang baru saja bercerai menerima cinta Phong. Akhirnya janda dua anak ini pun menjadi anak tiri Phong.
Phong berpikir, dengan memanjakan istri baru dan anak-anaknya dengan kemewahan serta uang ia akan mendapatlan pengakuan dari anak tirinya.
Ia membayangkan kedua anak tirinya akan merawatnya ketika ia semakin tua.
Celakanya, ia sama sekali tidak memikirkan lagi mantan suami dan kedua anaknya. Bahkan saat anaknya menikah ia tak datang.
Di usia 70-an, Phong divonis mengidap Alzheimer. Harapannya agar dirawat kedua anak tirinya pudar. Ia diperlakukan sangat buruk. Pria tua ini hanya dijatah Rp2,2 juta per bulan oleh mereka.
Hati Phong pilu, apalagi saat mengetahui rumahnya di kampung telah dijual senilai Rp1,7 miliar. Berdalih untuk pengobatan Phong, istrinya mentransfer uang hasil penjualan rumah itu ke rekening pribadinya.
Phong berusaha mendapatkan uang penjualan rumahnya itu. Ia ingin menebus kesalahan dengan memberikannya kepada mantan istri dan dua anak kandungnya. Rupanya Tay May sudah menggunakannya untuk membelikan rumah dan mobil kedua anaknya.
Wanita ini pun memiliki alasan sendiri. Ia merasa, setelah dinikahi selama 20 tahun oleh Phong, cukup pantas baginya mendapatkan harta Phong. Mendengar keinginan suaminya, ia segera membelanjakan uang yang tersisa dan memberikannya kepada kedua anak kandungnya.
Penyesalan mendera Phong. Ia sangat menyesal mengapa dahulu meninggalkan istri dan dua anaknya. Ia pun memutuskan bercerai dengan Tay May.
Perceraian disetujuai Tay May. Namun soal mengembalikan uang yang sudah dipakainya bersama anak-anaknya, ia menolaknya.
Di usianya yang 71 tahun, Phong, mantan pengusaha kaya raya akhirnya jatuh miskin dan menjalani kehidupannya sebagai tunawisma. (syaiful)
Editor Yusfreyendi
