Rica Irma Dhiyanti, Penulis Kepri yang Karyanya Lolos ASEAN Gurindam Festival dan Dibukukan

Loading...

Suarasiber.com – Pentas seni ASEAN Gurindam Festival yang bertujuan melestarikan seni gurindam baru saja digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Jakarta Pusat, pada 16 hingga 18 Desember 2022.

Salah satu penulis yang diundang pada kegiatan ini ialah Rica Irma Dhiyanti, penulis yang kini bekerja sebagai Mediator Non Hakim yang berfokus pada kasus perceraian di Pengadilan Agama Karimun.

Tulisannya tantang gurindam lolos seleksi dan dibukukan bersama karya penulis lain se-ASEAN. Rica menyebutkan, ASEAN Gurindam Festival ini merupakan kegiatan pentas seni yang diikuti oleh banyak peserta dari sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Bukan hanya Gurindam ditampilkan di sini, melainkan ada juga pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan seminar. Puncak acaranya adalah penampilan penulis Gurindam dari Indonesia dan negara ASEAN lainnya.

Mewakili Kepri, tulisan Rica pun lolos evaluasi dan dibukukan dengan judul “Gurindam Kalbu” yang ditulis oleh 1.200 penulis di ASEAN. Setiap provinsi ada yang lolos. Buku ini pun diganjar penghargaan Rekor MURI sebagai buku Gurindam dengan Penulis Terbanyak tingkat dunia.

Uniknya, Rica mengaku iseng mengirimkan karya gurindam ke panitia karena sejatinya ia penulis buku populer, bukan seni. Salah satu bukunya yang diterbitkan Gramedia ialah Endless Happiness. Ternyata karyanya dinilai bagus dan Rica pun diundang ke Jakarta.

Berdasarkan data yang diterima suarasiber.com, Rica lahir di Solok, Sumatera Barat pada 15 Desember 1983. Ia lalu membagikan tipsnya kepada siapa saja yang ingin mencoba memulai menulis. Disarankannya, perasaan apapun yang dirasakan di hati sebaiknya dituangkan dalam bentuk tulisan.

Bagi penulis, setiap masalah yang dihadapi seharusnya tidak selalu dianggap musibah. Buku Endless Happiness karyanya lahir saat ia berjuang melawan kanker. Ia menuangkan semua perasaan yang ada di benaknya untuk membuatnya tenang dan menjadi ‘lebih hidup’.

Proses menuliskan pengalamannya berjuang melawan kanker itu ternuata menjadi penyembuh baginya. (zainal)

Editor Yusfreyendi

Loading...