Pegon Didigitalkan, Bisa Diunduh di Smartphone

Loading...

Pegon Virtual Keyboard

Dalam konteks modern, konservasi pegon mutlak dilakukan agar lebih kekinian dan memenuhi selera gen Z. Ikhtiar ini akan membuka horizon baru bagi generasi muda bahwa pegon bukan hanya simbol sejarah, tetapi sebenarnya merupakan simbol peradaban dan akulturasi budaya Islam dan Nusantara (Jawa). Pegon juga bukti generasi terdahulu memiliki kecerdasan, literasi dan inovasi yang luar biasa dalam menjaga budaya Nusantara.

Upaya melestarikannya mengandung dua manfaat sekaligus. Pertama, melestarikan bahasa lokal agar tidak hilang dan tetap ada penuturnya. Diakui atau tidak, anak-anak kita tidak lagi bisa berbahasa daerah. Kedua, merawat aksara Arab agar milineal terampil dalam menggunakannya, lebih-lebih ia merupakan aksara yang digunakan dalam kitab suci umat Islam. Upaya konservasi pegon yang inovatif sangat dibutuhkan dan menyentuh bukan hanya dunia pesantren dan madrasah, tetapi juga khalayak umum.

Untuk itu, kemenag RI bekerja sama dengan para kiai, santri serta pegiat dan komunitas aksara telah menfasilitasi dan menyelenggarakan Kongres Aksara Pegon 2022 lalu. Berbagai kesepakatan dan rekomendasi telah dihasilkan, bahkan hasilnya melebihi ekspektasi.

Pertama, kongres telah menyepakati standar penulisan aksara pegon yang sebelumnya belum memiliki standar, terutama aksara Latin tetapi belum ada padanannya dalam aksara Arab. Huruf-huruf itu disebut huruf rekaan (kreasi) dan titik-titiknya disebut nuktah. Misalnya, huruf ha dengan titik tiga di tengah dibaca ca. huruf fa dengan titik tiga di atas dibaca pa.

Huruf ya dengan titik tiga di bawah dibaca nya. Huruf ain dengan titik tiga di atas dibaca nga. Huruf kaf dengan titik tiga atau titik satu di bawah dibaca ga. Huruf dal dengan titik tiga dibawah dibaca dha dan lain sebagainya. Dengan adanya standar ini, seluruh pembaca memiliki pedoman yang sama dan pada akhirnya mempermudah tukar-menukar informasi dan pengetahuan dengan menggunakan pegon.

Kedua, kongres juga menyepakati standar papan ketik virtual (virtual keyboard). Tata letak dan penempatan aksara, termasuk aksara rekaan, sudah diatur sedemikian rupa. Bahkan fitur-fitur lain juga tersedia, seperti lafal Allah, jalla jalaluh, Muhammad, shalla Allah ‘alaih wasallam, bismillahirrahmanirrahim, termasuk harakat dan lain sebagainya.

“Saya kira, virtual keyboard aksara pegon jauh lebih lengkap dibanding dengan virtual keyboard sejenis yang ada di aplikasi HP android yang hanya memuat huruf hijaiyyah dan angka arab saja,” ujar salah satu inisiator Kongres Aksara Pegon/Staf Ahli Menteri Agama RI, Abu Rokhmad Musaki, dikutip dari kemenag.go.id, Selasa (2/1/2024).

Ketiga, yang disebut Rokhmad melebihi ekspektasi, paska dilaksanakannya kongres, tim telah bekerja keras dan berdiskusi beberapa kali untuk merumuskan tulisan (khat/ font) yang berbeda dengan tulisan Arab pada umumnya.

Dr. Ahmad Ismail, salah satu tim, berhasil menciptakan jenis tulisan arab pegon yang khas nusantara: makin berkelas dan lebih indah dari yang sudah ada. Jenis tulisan ini makin menambah bobot aksara pegon sebagai sarana komunikasi dan bertukar pengetahuan di media sosial maupun media lainnya.

Bagi pengguna handphone berbasis ios, papan ketik virtual sudah dapat diunduh pada aplikasi apps store dengan nama pegon virtual keyboard kemenag RI, setelah itu ikuti langkah selanjutnya. Bagi pengguna android, aplikasi ini akan tersedia dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan makin mempermudah akses pada khazanah warisan nusantara yang tertulis dalam aksara pegon sekaligus memperluas penggunaan aksara ini pada era digital seperti sekarang.

Loading...