Suryono: Inflasi Kepri Sangat Luar Biasa, Tidak Ada Teorinya

Loading...

Suarasiber.com – Kepala BI Kepri Suryono. Bahkan Suryono mengklaim kinerja Pemprov Kepri bersama Forkopimda dan Bank Indonesia perwakilan Kepri sangat baik.

Ia menyebutkan, inflasi di Kepri pada bulan Juli ini terendah secara nasional dan hal ini berlangsung selama 3 bulan berturut-turut yakni Mei, Juni dan Juli.

“Kepulauan Riau pertumbuhan ekonominya tinggi, tapi inflasinya rendah. Ini sangat luar biasa dan ini tidak ada teorinya. Mungkin ini karena teori selawat busyro yang selalu dikumandangkan oleh Gubernur,” ujar Suryono di tengah rapat.

Pernyataan tersebut dikemukakan Suryono saat Rakor Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Pemerintah Kabupaten/Kota se Provinsi Kepulauan Riau di ruang rapat Lt 2 Kantor Bupati Natuna, Rabu (16/8/2023).

Rapat ini mengambil tema “Upaya Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi, Pengendalian Inflasi, Pengentasan Kemiskinan, Serta Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Terhadap Terjadinya Bencana”.

Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad memimpin rapat ini. Ia berterima kasih kepada OPD, Forkopimda dan BI Kepri yang menurutnya telah bersama-sama menunjukkan kinerjanya dengan baik, kompak dan serius sehingga capaian-capaian dalam hal upaya pertumbuhan ekonomi serta program-program pengendalian inflasinya berjalan dengan baik.

Bahkan Kepri berada pada urutan terbaik ke-4 secara nasional serta terbaik se Sumatera.

Ansar menekankan agar apa-apa yang menjadi penyebab inflasi di Kepri bisa dikontrol terus. Seperti ketersediaann cabai, telur dan sebagainya. Ansar juga memuji pihak BI yang dengan gencar mendukung program digitalisasi di daerah.

Persiapan Pemilu 2024 juga disinggungnya. “Persiapan Pemilu Legislatif dan Pilpres juga menjadi perhatian penting kita bersama. Kondusifitas keamanan dan ketentraman harus kita ciptakan dan terjaga di Kepri,” ujarnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri Darwis Sitorus dapar rapat ini menjelaskan pertumbuhan ekonomi Kepri, di mana secara makro pertumbuhan ekonomi Kepri masih dalam koridor yang baik dalam pertumbuhannya, meski ada dalam beberapa hal menuruun.

“Berdasarkan indikator makro, Kepri memberikan angka terbaik secara nasional berada di bawah DKI Jakarta. Bahkan di Sumatera tertinggi,” kata Darwis.

Adapun dalam hal penekanan kasus stunting, Kepri juga tercatat sangat baik. Hal ini seperti yang disampaikan oleh kepala BKKBN Kepri Rohina saat rapat. Angka stunting di Kepri dilaporkan pada tahun 2022 sebanyak 4.334 dan setelah di validasi tercatat menjadi hanya tinggal 2.893. Hingga juni 2023 ini kasus penambahan stunting di Kepri hanya terjadi di Anambas 2 kasus, Batam 11 kasus, Bintan 4 kasus, Karimun 3 kasus.

Sementara laporan Kepala BPBD Kepri M Hasbi, berdasarkan kajian risiko bencana dari tahun 2022 hingga 2026 ada 10 potensi bencana seperti banjir, covid, kebakaran hutan, cuaca ekstrim, tanah longsor, kebakaran hutan dan kebakaran lahan. Adapun ada 6 potensi besar terjadi di Kepri seperti banjir, cuaca ekstrim, kekeringan, longsor, kebakaran hutan dan lahan. Dan selama tahun 2023 ini tercatat sebanyak 275 kejadian.

“Yang perlu kita antisipasi saat ini elnino, yakni pemanasan suhu muka laut yang menyebabkan kekeringan, mngurangu curah hujan. namun khusus untuk Kepri, elnino ini belum begitu menghawatirkan,” kata Hasbi. (mit/***)

Editor Yusfreyendi

Loading...