Warga Inggris Dianggap Menghina Batik Digeruduk Netizen, Berujung Minta Maaf

Loading...

Suarasiber.com – Seorang warga negara Inggris yang berprofesi sebagai political youtuber, Mahyar Tousi akhirnya meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas komentarnya yang dianggap menghina batik.

Masalah ini berawal saat ia mengomentari batik yang dikenakan PM Inggris Rishi Sunak, PM Kanada Justin Pierre James Trudeau, Presiden FIFA Gianni Infantino, Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia Davos Klaus Martin Schwab, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Kelimanya menghadiri gala dinner yang dihadiri para kepala daerah peserta KTT G20 di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Kabupaten Badung, Bali pada Selasa (15/11/2022) malam WIB. Semuanya mengenakan batik dengan warna yang berbeda.

Tousi menulis status yang berisi ejeken terhadap warisan budaya Indonesia tersebut. “Apa yang dikenakan para idiot ini?” ucapnya.

Melihat hal itu netizen Indonesia langsung menyerbu medsos Mahyar.

“Sekali lagi, saya mohon maaf atas pelanggaran yang tidak disengaja yang disebabkan oleh tweet yang bercanda tentang pemimpin G20 yang mengenakan pakaian adat Indonesia. Kami di Inggris membuat lelucon tentang Sunak dan Trudeau yang memakainya tidak memiliki niat buruk dan tidak mengetahui budayanya,” cuitnya di Twitter, @MahyarTousi dikutip suarasiber.com di Tanjungpinang, Kamis (17/11/2022).

Menurutnya, ia hanya ingin mengkritik Perdana Menteri Inggris (PM) Inggris Rishi Sunak dan PM Kanada Justin Pierre James Trudeau. Tousi pun menyampaikan, tidak ada niatan untuk menghina budaya lokal Indonesia.

Namun ia akhirnya tak mampu menerima serangan dan kemarahan netizen Indonesia dan menyerah lalu meminta maaf.

Selain Mahyar, netizen Indonesia juga menghujani komentar ke akun @sophielouisecc yang menggungah foto sama dengan narasi mempertanyakan kelima pejabat itu memakai batik. Sophie Corcoran adalah penyiar radio yang tinggal di Essex, Inggris.

Mendapatkan banyaknya kritikan dan komentar, Sophie hanya membela diri jika pernyataanya bukan hal yang kpntroversial dengan tetap membiarkan akunnya dipenuhi kritikan dan cacian. (eko)

Editor Yusfreyendi

Loading...