Penjual Es Madiun Akui Jual Channel Telegramnya ke Hacker Bjorka

Loading...

Suarasiber.com – Ejekan hacker Bjorka bahwa pemerintah Indonesia salah menangkap orang kini mulai terlihat titik terangnya. Ternyata Muhammad Agung Hidayatulloh alias MAH (21) akhirnya mengakui dirinya membantu Bjorka.

MAH sendiri diamankan polisi di Desa Banjarsari Kulo, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Rabu (14/9/2022) pukul 18.30 WIB.

Bahkan polisi menyatakan percakapan antara MAH dan Bjorka pun terungkap. MAH mengakui menjual channel Telegram pribadinya, @Bjorkanism ke admin Bjorka seharga USD 100 dalam bentuk Bitcoin. Pemuda ini tak menyangka perbuatannya akhirnya berurusan dengan hukum.

Melansir detik.com, Senin (19/9/2022), MAH sudah menggunakan Telegram sejak 2017. Saat nama hacker Bjorka mulai dikenal, ia pun bergabung dengan grup Bjorka yang linknya ada di web breached.to.

Penjual es ini kemudian membuat chanel yang diberinya nama @bjorkanism sejak 8 September 2022. Postingan pertamanya pada 10 September 2022 dan pengikutnya mencuat menjadi 60 ribu. Hacker Bjorka kemudian menanyakan di grup siapa pemilik @bjorkanism.

Percakapan keduanya pun berlangsung. “Kemudian saya DM, ngobrol jika channel saya mau dibeli seharga US 100 dolar namun dalam bentuk bitcoin,” tutur MAH.

Pengakuannya ke penyidik, ia menjual chanel Telegram karena keluarganya membutuhkan uang untuk kebutuhan sehari-hari.

Hacker Bjorka tak hanya dilawan pemerintah Indonesia, ia juga dilawan sesama hacker. Hal ini disampaikan sendiri oleh Bjroka di Telegram miliknya dengan menyebut nama Dark Tracer.

Di situsnya, Dark Tracer menyebut bahwa mereka mengawasi dan melacak aktivitas jahat di Darkweb dan juga Deepweb. Dark Tracer melacak Bjorka sampai ke MAH, pemuda Madiun. Bjorka mengejeknya karena salah tangkap. Namun belakangan MAH mengaku memang membantu Bjorka.

Selain itu ada Voltcyber yang memberi ancaman untuk Bjorka. Voltcyber mengklaim mengetahui siapa saja kaki tangan Bjorka. Ia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia keliru karena menjadikan Bjorka layaknya ‘pahlawan’. (zainal)

Editor Nurali Mahmudi

Loading...