“Menghidupkan” Raja Ali Haji dan Sumbangsihnya pada Bahasa Indonesia Lewat Platform Digital

Loading...

Raja Ali Haji, jika menyebut nama ini ada beberapa hal yang bisa didapatkan. Pertama mereka yang memang tahu sosok dan kiprahnya, lalu kelompok yang hanya tahu ia sebagai pengarang Gurindam 12, dan terakhir yang mengenal namanya saja tidak.

Kelompok terakhir ini bisa jadi anak-anak muda yang suatu saat nanti bakal memegang kendali atas negeri ini. Merekalah yang kini bercakap dengan gadget dalam menjalani hari-harinya. Youtube menjadi teman sejati. Konten-konten hiburan adalah hal yang wajib diketahui. Supaya tak dianggap ketinggalan informasi.

Sudah pasti yang mereka buka bukan konten sejarah. Kecuali ada tugas dari sekolah. Hanya anak-anak muda yang gemar bahasa saya kira yang masih mencoba mencari informasi tentang Raja Ali Haji di platform digital.

Kondisi itu adalah hal yang menyedihkan. Ditambah dengan santainya mereka menciptakan tren gaya bahasa tersendiri. Misalnya bahasa prokem atau gaul yang belakangan cukup viral. Mereka akan berbicara dengan teman sebaya menggunakan bahasa yang dipleset-plesetkan dari kata baku Bahasa Indonesia.

Kalau hal ini dianggap wajar, biasa, normal, Bahasa Indonesia yang disepakati sebagai bahasa persatuan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 akan semakin tidak dihargai. Padahal sejatinya dibutuhkan perjuangan yang sangat panjang oleh seseorang untuk bisa melahirkan bahasa persatuan seperti yang kita pakai sekarang ini.

Dan dia adalah Raja Ali Haji.

Tidak bisa menunggu lagi karena waktu terus berjalan. Sosok seperti Raja Ali Haji harus diperkenalkan kepada generasi milenial dengan cara milenial juga. Semata-mata hanya untuk menyadarkan negeri ini jika Bahasa Indonesia yang kita gunakan saat ini bukan lahir dengan sendirinya.

Gurindam 12 secara lengkap bisa dibaca di dinding komplek makam Raja Ali Haji di Pulau Penyengat. Ini adalah fasal pertama dan kedua. Foto – zainal/suarasiber

Menurut saya, tidak usah dalam platform digital itu mengulas secara lengkap sosok Raja Ali Haji. Setidaknya untuk jangka pendeknya. Cukup mengisahkan bahwa Raja Ali Haji adalah orang di balik lahirnya Bahasa Indonesia.

Karena kalau ingin tahu secara lengkap mengenai sosok yang satu ini, ia bukan hanya seorang sastrawan. Ia adalah ulama multidisiplin yang piawai juga di bidang ketatanegaraan dan sejarah.

Mengapa ia dikenal sebatas sastrawan? Menurut saya karena karyanya yang fenomenal: Gurindam 12.

Platform digital, khususnya Youtube sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Kuota internet di smartphone anak muda paling banyak digunakan untuk menghabiskan waktu menonton beragam konten Youtube.

Bukan hal yang salah jika Raja Ali Haji “diperbanyak” melalui konten YouTube. Ada sebuah hal menarik yang akan saya masukkan sedikit di tulisan ini.

Delapan tahun silam, Kill the DJ, seorang pencipta lagu dari Yogyakarta berkolaborasi dengan penyanyi hip hop lain dari Suratkhabar Lama dan Mawar Berduri Singapura. Anak-anak muda ini kemudian menjadikan isi Gurindam 12 sebagai lirik dalam lagu bergenre hip hop.

Penampilan mereka diunggah di Youtube, dan hari ini saya cek penontonnya sudah mencapai 1,5 juta. Sangat sedikit dibandingkan penonton video para selebriti atau selebgram.

Namun untuk sebuah lagu yang liriknya diciptakan di zaman lama, menurut saya ini berhasil.

Jauh sebelumnya, 12 tahun lalu kanal Youtube melayuonline nusantara sudah mengunggah video yang sama. Bedanya kali ini menampilkan Soimah dan teman-temannya di atas panggung.

Dan hari ini video ini sudah ditonton 41 ribu lebih. Upaya Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM) Yogyakarta melalui musik hip hop ini patut diapresiasi.

Uniknya, ketika video di kanal Kill the TV diunggah ulang oleh BOESKU INDONESIA 11 bulan silam, hingga hari ini masih saja ditonton 451 orang.

Memang, semuanya tidak menonjolkan Raja Ali Haji. Namun siapa yang berani memisahkan antara Gurindam 12 dan Raja Ali Haji.

Selain tiga contoh konten video di tiga kanal Youtube berbeda di atas, masih banyak yang me-reupload dan juga masih ditonton.

Ibarat musik, intronya sudah dimulai. Jika tujuan BKPBM Yogya waktu itu adalah melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Gurindam 12 karya Raja Ali Haji melalui musik Hip Hop, ke depan bisa dimodifikasi.

Selain menjaga agar nilai-nilai luhur kemelayuan tersebut tetap lestari dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman yang terus berubah, generasi muda juga paham kehebatan Raja Ali Haji.

Gurindam 12-nya sudah mendunia. Saya membuka beberapa kanal dan menemukan komentar yang disematkan warganet sungguh di luar perkiraan.

Ada yang ratusan komentar, tidak sedikit yang baru tahu jika Gurindam 12 isinya begitu penuh nasihat baik. Bahkan ada yang terus terang kaget jika lirik lagunya merupakan ciptaan Raja Ali Haji.

Sekarang soal Raja Ali Haji dan Bahasa Indonesia.

Raja Ali Haji lahir pada tahun 1808 di Pulau Penyengat, pulau kecil di Kota Tanjungpinang, Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Pulau ini adalah pusat Kesultanan Riau-Lingga yang selama abad ke-19 hingga dua dasawarsa abad ke-20, banyak menghasilkan karya dalam perjalanan budaya orang Melayu.

Raja Ali Haji merupakan anak dari Raja Ahmad dan Encik Hamidah. Raja Ahmad sendiri seorang tokoh politik dan ilmuwan terkenal yang telah menulis banyak karya.

Lahir di lingkungan keluarga berada, membuatnya mudah mendapatkan pendidikan terbaik. Saat usianya 19 tahun, Raja Ali Haji naik haji bersama ayahnya dan menetap di sana setahun agar ia menguasai Bahasa Arab.

Bertemulah ia dengan ulama-ulama besar Melayu yang sedang berada di Mekah, antara lain Syekh Daud al-Fattoni dan Syekh Syihabuddin al-Banjari. Setelah itu mulailah ia menelaah berbagai kitab para ulama Melayu.

Raja Ali Haji mengajarkan fiqih, ushuluddin, nahwu, sharaf, dan bahasa Melayu kepada anak-anak dan saudara-saudaranya yang berasal dari kalangan kerajaan juga para pegawai yang berada di Pulau Penyengat.

Kecintaannya pada sastra membuat Raja Ali Haji tak lepas dari urusan tulis menulis menggunakan Bahasa Melayu. Gurindam 12 hanya satu dari sekian banyak karyanya.

Kepandaiannya pada ilmu sastra membuatnya diangkat sebagai pujangga kerajaan. Dukungan dari kerajaan turut membantu lahirnya karya-karya tulis berbahasa Melayu yang merupakan warisan budaya yang gemilang.

Saya mencoba mencari keterkaitan Raja Ali Haji dengan Bahasa Indonesia di Youtube, ada namun dibuat dengan seadanya. Thumbnail-nya sama sekali tidak menarik. Padahal di bagian inilah sebenarnya calon penonton akan memilih video mana yang akan diklik.

Di konten berupa tulisan, cukup banyak ditemukan referensi tentang keterkaitan Raja Ali Haji dan kelahiran Bahasa Indonesia.
Diantaranya ditemukan fakta, Raja Ali Haji merupakan penulis pertama kamus ensiklopedis bahasa Melayu ekabahasa berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa, setebalnya 466 halaman, ukuran folio.

Bisa disimpulkan, Raja Ali Haji adalah penulis eksiklopedi pertama dalam bahasa Melayu-Indonesia.

Ia juga mengarang Bustanul Katibin, buku tata bahasa Melayu. Kamus ini memberikan bukti jika Raja Ali Haji adalah linguis bahasa Melayu-Indonesia pertama.

Demikian jauh pengaruh Raja Ali Haji terhadap cikal bakal Bahasa Indonesia yang kita pakai sekarang. Namun sayangnya tidak didukung oleh upaya mengangkatnya ke ranah platform digital paling aduhai, yaitu Youtube.

Apalagi untuk membuat sebuah kanel Youtube sangat mudah dan gratis. Gratis sehatusnya menjadi clue yang bisa membuat kita yang tinggal di Kepri bersemangat membuat konten tentang sejarah Bahasa Indonesia dengan mengaitkan Raja Ali Haji di dalamnya tentu saja.

Dalam perjalanan negeri ini, pengakuan atas Raja Ali Haji beberapa kali terjadi. Pada tahun 2000 misalnya, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengatakan Raja Ali Haji merupakan sosok yang berjasa mempersatukan bangsa dan menciptakan bahasa nasional, yaitu Bahasa Indonesia.

Raja Ali Haji ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai pahlawan nasional pada 5 November 2004.

Sebelumnya, kita pasti tahu momentum Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober tahun 1928. Salah satu pernyataan sikap tokoh muda kala itu ialah mengaku berbahasa satu Bahasa Indonesia.
Sikap tersebut menegaskan, meskipun terdapat ragam bahasa lokal, tapi Bahasa Indonesia, yang berakar dari Melayu, adalah bahasa persatuan.

Ketika seluruh masyarakat Indonesia menerima Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, pasti sudah melewati serangkaian pengujian. Dan di zaman kemerdekaan, bahasa tentu saja menjadi bagian yang cukup mudah untuk diperdebatkan. Nyatanya Bahasa Melayu diterima dengan baik.

Seharusnya generasi muda tahu, ada perjuangan Raja Ali Haji di dalamnya. Karena itu tidak semestinya ada pihak-pihak yang kemudian mempleset-plesetkannya untuk membentuk gaya bahasa yang disebut mengikuti zaman.

Bahasa Indonesia sendiri harus diakui mampu melewati berbagai rintangan. Sehingga tak pernah ada usulan untuk menggantinya dengan bahasa lain. Di tengah keragaman suku dan bahasa di Indonesia.

Bahan-bahan itu sudah ada. Dan bukan hal yang sulit untuk memindahkannya ke dalam bentuk penyajian yang paling banyak digunakan saat ini. Konten tulisan seakan dianggap tidak lagi menarik. Sementara pengguna Youtube meningkat tajam dari waktu ke waktu.

Keragaman cara menyajikan informasi juga memudahkan bagi seseorang untuk membuat konten Youtube sesuai keinginannya. Apakah ada masalah saat membuat konten Raja Ali Haji dan sejarah kelahiran Bahasa Indonesia?

Menurut saya tidak! Lihatlah mereka yang sukses hidup dari Youtube, bukan melulu menampilkan syuting langsung pada sosoknya. Karena Raja Ali Haji sudah meninggal dunia, foto-foto dirinya, pengangkatan dirinya menjadi pahlawan nasional, berbagai kegiatan kebahasaan, bisa diedit dijadikan konten video Youtube.

Bahan itu cukup melimpah. Karena tulisan juga konten yang harus dihargai, tak ada salahnya meminta izin terlebih dahulu kepada penulisnya. Saya rasa asal mencantumkan sumber aslinya dan demi kepentingan nonprofit, saya rasa akan dipersilakan.

Mengangkat kembali Raja Ali Haji dan Bahasa Indonesia bisa dilengkapi dengan membuat akun di platform lain. Youtube, Instagram, Twitter, Facebook bisa menggunakan nama yang sama untuk memudahkan ditemukannya konten yang sudah ditargetkan sebelumnya.

Kini ada tugas kita semua untuk mewariskan nama besar Raja Ali Haji dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepri sebagai tokoh sentral yang turut membidani kelahiran Bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa.

Lembaga Adat Melayu (LAM) bisa melakukannya melalui berbagai program, demikian juga Pemprov Kepri dan kabupaten/kota se-Kepri melalui Dinas Pendidikannya masing-masing dan tidak ketinggalan Kantor Bahasa juga harus memperbayak event tentang Raja Ali Haji.

Seandainya ada satu kanal Youtube yang khusus membahas Raja Ali Haji, bukan tak mungkin anak-anak muda mulai menonton kontennya. Untuk kontennya, tidak harus selalu hal yang membosankan.

Beberapa konten bisa jadi keindahan Pulau Penyangat tempat kelahiran Raja Ali Haji. Bisa juga mengundang kelompok penyanyi hip-hop Gurindam 12 ke Kepri untuk tampil live.

Dilengkapi juga dengan beragam kutipan dari tokoh besar mengenai Raja Ali Haji. Kutipan dari Gus Dur atau tokoh lain yang pernah menyinggung Raja Ali Haji dan bahasa persatuan.

Dengan satu kanal Youtube khusus, warganet akan lebih mudah menemukannya. Apalagi jika dikelola secara professional, dengan menerapkan teknik Search Engine Optimation (SEO) untuk Youtube.
Saran lainnya, berikan gift atau hadiah menarik sebulan sekali (misalnya) untuk penulis komentar terkreatif di sebuah video. Itu hanya sebagian kecil yang bisa dilakukan, selebihnya sangat banyak.

Untuk membuat Youtube tadi memang mudah. Yang sulit adalah siapa yang bersedia menjadi pemrakarsanya? (zainal takdir)

Loading...