Badut Ditertibkan, Silakan Cari Nafkah tetapi Jangan di Jalan

Loading...

Suarasiber.com – Belakangan ramai diperbincangkan warga terkait penertiban badut oleh Satpol PP Kota Tanjungpinang. Mereka ditertibkan dari sejumlah traffic light.

Wali Kota Tanjungpinang, Hj Rahma SIP angkat bicara dan menjelaskan maksud penertiban tersebut.

“Hal ini saya sampaikan, agar tidak timbul polemik dan opini yang beredar di masyarakat,” tegasnya, Sabtu kemarin.

Penertiban dilakukan didasari pertimbangan aspek keselamatan bagi badut itu sendiri. Diakuinya adanya pro dan kontra. Namun pihaknya tidak ingin mereka mengalami hal-hal yang tidak diinginkan saat di lampu merah.

Pemerintah, tegas Rahma, tidak melarang badut-badut itu mencari nafkah. Namun ia berpendapat akan lebih aman jika mereka melakukannya di tempat-tempat keramaian yang lebih aman dan layak.

Kondisi lalulintas di sebuah persimpangan sangat rawan dan berisiko tinggi terhadap keselamatan para badut. Ia menambahkan, penertiban juga dilakukan terhadap pengamen jalanan.

“Saya paham kondisi saat ini sedang sulit, tapi bukan di situ tempatnya. Mungkin itu adalah cara mereka untuk bertahan hidup atau menafkahi keluarganya, tapi saat ini kita lihat dari sudut pandang keselamatan dan kesehatan untuk badut itu,” imbuh Rahma.

Ia pun menanyakan, jika terjadi apa-apa siapa yang bertanggung jawab? Ia pun memohon masyarakat bisa memahami kebijakan pemerintah.

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tanjungpinang, DR. H. Ahmad Yani MM MKes menambahkan, penertiban badut itu juga ada Perdanya terkait ketertiban umum. Pihaknya tidak melarang mereka berusaha asalkan ditempat yang benar.

Yani juga mengatakan terkait penertiban badut ini, tidak hanya di Tanjungpinang tetapi juga di banyak tempat di Indonesia dilakukan, seperti Probolinggo, Bandung, Tulungagung, Banjarmasin, Bantul, Batam, Tasik, Bengkulu dan daerah-daerah lainnya.

“Untuk di ketahui, dari 9 orang badut yang ditertibkan, hanya 1 orang saja yang memang asal Tanjungpinang, sisanya dari luar,” ungkapnya.

Secara nurani pihaknya juga prihatin, penertiban yang dilakukan merupakan aduan masyarakat karena alasan keselamatan para badut sendiri.

Ia pun meminta agar penertiban dipahami, lantaran berdasarkan data yang diterimanya semakin banyak badut dari luar Tanjungpinang datang untuk mengais rezeki. Mereka merasa kota ini masih memberikan kesempatan bagi badut untuk mencari uang.

“Saya harap mudah-mudahan pro dan kontra yang terjadi saat ini tetap dapat menyatukan semangat kita dalam membangun Kota Tanjungpinang menjadi lebih baik,” Yani berharap. (mat)

Loading...