Pjs Gubernur dan Dubes Malaysia Bahas Pendemi Covid-19 serta Pemulihan Ekonomi Kepri

Loading...

Suarasiber.com – Pjs Gubernur Kepri Bahtiar Baharuddin diagendakan menggelar coffe morning dengan Duta Besar Malaysia sembari membahas penanganan Covid-19 dan pemulihan perekonomian di Kepri, Senin (2/11/2020) pagi di Gedung Daerah, Tanjungpinang.

Plt Kepala Biro Humas, Protokol dan Penghubung Pemprov Kepri Zulkifli mengatakan, coffee morning dengan Dubes Malaysia sekaligus membahas berbagai permasalahan yang saat ini terjadi di Provinsi Kepri.

“Pembahasan yang utama yakni mengenai penanganan pandemi Covid-19 yang saat ini kasusnya terus meningkat,” kata Zulkifli di Tanjungpinang, Minggu (1/11/2020).

Selain itu tegas Zulkifli Dubas Malaysia dan Pjs Gubernur Kepri ini akan lebih serius mambahas terkait pemulihan ekonomi Provinsi Kepri.

Dimana nantinya Pjs Gubernur akan mengupayakan peluang membuka jalur perhubungan Johor, Malaysia dengan pelabuhan-pelabuhan yang ada di Provinsi Kepri.

“Pjs akan meminta agar jalur Johor dengan pelabuhan di Tanjungpinang dan Batam bisa dibuka, agar perperputaran orang dan barang bisa berjalan normal dan akan memberika nilai baik bagi perekonomian kita,” tuturnya.

Pemprov Kepri ditambahkannya, sangat berkepentingan karena masyarakat Kepri telah memiliki hubungan sosial, budaya dan ekonomi dengan masyarakat Malaysia sejak berabad-abad yang lalu.

Bahkan masyarakat Kepri dan Malayasia memiliki hubungan tali persaudaran sebagai keluarga. Namun, akibat pandemi Covid ini, berdampak pada huhungan sosial budaya.

Dituturkannya, banyak warga Kepri memiliki suami atau istri di Johor, Malaysia atau bekerja dan sekolah di Kepri maupun di Malaysia.

“Akbibat penutupan-penutupan jalur tersebut, maka hubungan sosial budaya dan ekonomi di dua wilayah inj jadi terganggu,” tuturnya lagi.

Dengan melalui coffe morning ini tambah Zulkifli, Pjs Gubernur Kepri akan menggunakan seluruh jalur lobby untuk membuka akses ekonomi, sosial dan budaya Kepri agar bisa berjalan dengan mormal kembali.

Ekonomi Kepri selama ini sangat bergantung dengan kawasan dan pulau-pulau sekitarnya, termasuk dengan pulau yang berbeda negara seperti Johor, Malaysia.

Di Kepri ada tujuh pelabuhan internarsional yang semuanya merupakan akses ke luar negeri baik ke Singapura dan Malaysia dan semua itu saat ini ditutup dampak dari mewabahnya Covid-19.

Jika terus ditutup seperti ini, maka ekonomi Kepri dan kawasan lainnya akan terganggu. Sementara pertumbuhan ekonomi Kepri saat ini minus 6,6 persen.

“Perlu siketahui PDRB Kepri mencapai 40 trilyun per tahunnya. Sementara kapasitas fiskal Kepri mencapai 3.000 triliun, nomor dua tebesar di Indonesia setelah DKI Jakarta. Untuk itu jika ekonomi Kepri terganggu, maka ekonomi nasional juga tentunya terganggu,” kata Zulkifli. (mat)

Loading...