Liang Lahat Digali Selutut, Ternyata yang Bersangkutan Masih Hidup

Loading...

BLITAR (suarasiber) – Pentingnya informasi yang akurat sehingga tidak menyebabkan kesalahpahaman. Bahkan akan repot jika informasinya berhubungan dengan kabar kematian seseorang.

Ramai diberitakan di media sosial baru-baru ini, gaea-gara seorang pasien rumah sakit dikabarkan meninggal, keluarganya melakukan penggalian liang lahat.

Baru selutut atau sedengkul digali, dapat informasi terbaru jika yang bersangkutan masih hidup.

Kejadian ini terjadi di Desa Bendowulung RT 07 RW 02, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Adalah Harnanik (68) yang dikabarkan meninggal.

Ceritanya, menurut Nanung Hermawan (44), peristiwa itu terjadi di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar pada Senin (24/8) sekitar pukul 07.00 WIB. 10 hari lalu ibunya dibawa berobat ke rumah sakit.

Wanita ini mengalami penurunan kondisi karena darah tinggi yang mengarah ke stroke ringan. Rumah sakit pun menempatkan Hernanik ke ruang isolasi untuk pasien gejala Covid-19 karena ada gejala sesak nafas.

Dikutip dari detik.com, lantaran dirawat di ruang isolasi maka keluarga tak bisa menjenguk. Keperluan Hernanik diserahkan kepada petugas.

“Pukul 07.00 WIB, pihak rumah sakit mnghubungi ayah saya, Putut Karyani memberitahu jika ibu meninggal dunia. Bapak pun ke rumah sakit,” cerita Nanung, Selasa (25/8/2020).

Putut Karyani pun menyalatkan jenazah yang kondisinya tertutup. Pihak keluaega yang ada di rumah pun dikabarkan meninggalnya Hernanik dan menyiapkan penggalian liang lahat untuk pemakaman.

Dengan bergotong royong, warga menggali liang lahat. Saat penggaloan baru selutut, Nanung mendapatkan kabar jika bukan ibunya yang meninggal. Penggalian pun dihentikan.

Masih cerita Nanung, usai bapaknya berdoa, diminta untuk membuka kain penutup jenazah untuk memastikan bahwa itu benar jasad Hernanik. Begitu dibuka, Putut kaget karena bukan jasad istrinya, Hernanik.

Warga yang sempat melayat ke rumah duka pun balik arah, pulang ke rumahnya masing-masing.

Nanung pun menyusul ke rumah sakit dan mendapati ibunya sedang terbaring, namun tidak terpasang gelang yang bertuliskan data pasien.

Begitu menyadari ada kesalahan informasi, petugas ruang isolasi meminta maaf. Dan memindahkan Harnanik dari ruang isolasi Mawar menuju ruang Bougenvil. Saat itulah gelang pasien baru dipasangkan.

Nanung juga bertanya bagaimana hasil swab, dijawab petugas hasilnya negarif.

Soal salah informasi dari rumah sakit ini juga dibenarkan Kapolsek Sanankulon, AKP Wahono. Karena kemarin sedang rapat koordinasi Gerakan Sejuta Masker, kapolsek memerintahkan Bhabimkamtibmas menuju rumah Harnanik.

Wadir Pelayanan dan Penunjang RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar, dr Herya Putra mengatakan, pihaknya sudah cek ulang ruangan dan perawatan. Ia mengakui, pihaknya salah menginformasikan data pasien yang meninggal kepada pihak keluarga.

“Memang kesalahan kami. Itu mutlak karena orientasi tempatnya. Kalau gelang memang terpasang. Kan dua-duanya (Harnanik dan pasien yang meninggal) kondisinya tidak begitu baik. Dari awal sesak berat,” kata dr Herya.

Herya mengakui, ada kesulitan komunikasi dari petugas yang ada di dalam area isolasi dengan petugas di luar. Herya menyebut, komunikasi mereka kurang begitu lancar karena situasinya terpisah.

Selain hal itu Herya juga menambahkan, potensi kesalahan bisa terjadi saat pasien dipindah tempat untuk pengambilan foto thorax. Karena untuk mencegah paparan COVID-19, foto thorax dilakukan di satu tempat khusus.

“Ya namanya berbuat salah, pertama yang kami lakukan meminta maaf. Kami terbuka,” lanjutnya.

Lantas bagaimana dengan liang lahat yang sudah keburu digali? Para tetangga pun mengurugnya kembali dengan tanah. Menurut warga, tidak etis atau elok membiarkan liang lahat menganga. Juga bisa membahayakan warga yang ingin berziarah. (mat)

Loading...