Kepri Tolak Jadi Pintu Pemulangan 2.000 Kru Kapal Pesiar dari Australia ke Indonesia

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Aneh, secara geografis Australia posisinya jauh dari Provinsi Kepri. Namun, untuk pemulangan sekitar 2.000 kru kapal pesiar di Australia ke Indonesia, malah Kepri yang diminta. Ya, ditolak.

Jauhnya jarak geografis Kepri dengan Australia itu, jadi salah satu alasan penolakan yang disampaikan Isdianto, Plt Gubernur Kepri. Selain karena wabah virus corona.

Menurut Isdianto, masih ada provinsi lain yang lebih dekat dari Australia. Dan, lebih baik dipulangkan melalui daerah tersebut.

“Kalau kita lihat geografisnya, pintu keluar dari Austalia lebih dekat dengan NTT dan NTB. kmkenapa harus ke Batam yang wilayahnya jauh ke utara? Kami tegas menolaknya,” kata Isdianto di Gedung Daerah Tanjungpinang, Minggu (12/4/2020) petang.

Isdianto menjelaskan belum lama ini, ada kapal pesiar dari Australia dengan 2.000 kru WNI, yang meminta untuk masuk ke wilayah Kepri.

Hal itu dibahas melalui rapat pekan lalu. Saat rapat itu Isdianto menyampaikan penolakan.

Penolakan itu sekaligus, merupakan bentuk keseriusan Kepri menanagani pandemi covid-19.

“Kita tak ingin ada yang datang membawa virus tersebut. Karena, pasien yang terpapar covid-19 di Kepri saat ini memiliki riwayat perjalanan dari perjalanan luar negeri,” ujar Isdianto.

Saat ini, kata Isdianto, Kepri sudah menjadi pintu masuk pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yang dipulangkan dari Malaysia. Sudah lebih dari 40 ribu orang yang masuk dari Malaysia melalui Batam, Karimun dan Tanjungpinang.

Kepri, kata Isdianto, ingin fokus menangani warganya yang terdampak pandemi covid-19. Baik mereka yang positif, orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan maupun orang tanpa gejala.

Kehadiran 2.000 kru kapal pesiar itu akan menambah beban Kepri dalam membasmi covid-19. (mat)

Loading...