Jejak dan Dedikasi KH Yunahar Ilyas untuk Umat dan Bangsa

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Umat Islam Indonesia kembali berduka. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang juga Ketua PP Muhammadiyah, Prof KH Yunahar Ilyas telah berpulang. Mari kita mengenang kiprahnya untuk umat dan bangsa Indonesia.

Dilansir dari mui.or.id, sebelum meninggal dunia Kamis (2/1/2010) malam di Rumah Sakit Sarjito, Yogyakarta, tokoh kelahiran Bukit Tinggi 22 September 1956 ini berdedikasi tinggi untuk umat dan bangsa.

KH Yunahar Ilyas berkiprah di MUI sejak 2005. Kala itu ia mendapatkan amanat sebagai Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional. Periode berikutnya, pada tahun 2010-2015 beliau menjabat sebagai Ketua MUI Bidang Penelitian dan Pengkajian.

Pada periode terakhir ini masa khidmat MUI 2015-2020, KH Yunahar Ilyas menjabat Wakil Ketua Umum MUI yang membidangi masalah-masalah keagamaan.

Jabatan lainnya yang diemban ialah Wakil Ketua Umum Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI. Ia pernah menerima penghargaan sebagai Tokoh Syariah 2019 oleh Majalah Investor. Beliau juga menjadi dewan pengawas syariah (DPS) di Bank Bukopin Syariah, Mandiri Utama Finance Syariah, serta Asuransi WanaArtha.

Buya Yunahar, begitu akrab disapa, adalah sosok ulama sekaligus akademisi yang produktif. Di antara karyanya adalah Feminisme dalam Kajian Islam Klasik dan Kontemporer yang diterbitkan Pustaka Pelajar. Oleh banyak kalangan, Prof. Yun dikenal sebagai sosok yang mampu menjelaskan hukum-hukum Islam dengan santun dan tak menyakiti siapapun. Paradigma keberagamaannya, almarhum dikenal sangat moderat.

Meski dalam kondisi yang kurang sehat dan tubuh yang semakin lemah, Buya Yunahar beberapa kali masih menyempatkan hadir rapat pimpinan harian rutin setiap Selasa di Gedung MUI Pusat.

Kala tubuhnya benar-benar mengurus dan harus selalu didampingi sang istri, penyabet gelar Lc dari Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Muhammad Ibnu Saud, Riyadh, Arab Saudi ini bahkan tetap hadir di Lombok dalam acara Rapat Kerja Nasional MUI Pusat terakhir masa khidmat 2015-2020 pertengahan Oktober tahun lalu. Hal ini menunjukkan komitmen almarhum dalam mengabdi untuk umat dan bangsa.

Sekjen MUI Pusat, Buya Anwar Abbas, dalam keterangan tertulisnya Jumat (03/01/2020) menyampaikan dukanya atas kepergian Prof Yun. Menurutnya, Prof. Yun adalah sosok ulama mumpuni yang kreatif dalam mencari jalan keluar di setiap permasalahan-permasalahan yang buntu.

“Beliau adalah orang bijak yang sering bisa melihat celah di saat banyak orang sudah mengalami rasa buntu, beliau adalah ulama yang mumpuni,” katanya.

“Mudah-mudahan itu semua (amal ibadah itu) nanti akan menjadi penolong beliau dalam menghadap Allah SWT di alam akhirat sana,” imbuhnya.

Selamat jalan Buya Yunahar, semoga Allah SWT membalas kebaikan dan mengampuni segala kekhilafan. (mat)

Loading...