Potensi Kampung Tenun Kain Songket di Tarempa

Loading...

ANAMBAS (suarasiber) – Kain songket adalah salah jatu jenis kain tenun yang memiliki keindahan tersendiri. Bahkan tak jarang ada kolektor bersedia membelinya dengan harga mahal.

Tak banyak yang tahu jika di Provinsi kepri ternyata ada. Hal inilah yang rupanya membuat Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Hj Rosmeri mengaku bersyukur. Pasalnya ia pernah mendapatkan informasi jika di Kabupaten Anambas tak ada lagi warga berprofesi sebagai penenun tradisional.

Saat mengetahui kenyataan budaya ini dilestarikan, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Hj Rosmeri pun berharap ada kampung tenun.

kain songket dibuat dengan cara ditenun
Foto – humas kepri

“Sangat disayangkan jika kain songket Melayu yang menjadi pelengkap pakaian khas Melayu hilang di bumi Melayu,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Hj Rosmeri.

Hall tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Hj Rosmeri saat meninjau Rumah Tenun Songket Mak Teh di KelurahanTarempa, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (08/10/2019).

Kepada Mak Teh, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Hj Rosmeri berpesan agar budaya ini harus tetap dilestarikan. Bahkan bisa menjadikan kampung pengrajinnya sebagai kampung kain songket di Provinsi Kepulauan Riau. Jangan berpikir kain songket berasal dari daerah, karena terpenting produknya.

“Filosofinya kata kampung berarti lebih banyak orang yang akan terlibat dalam pembuatannya sehingga mempermudah dalam memenuhi permintaan pemesan,” tambah Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Hj Rosmeri.

Rosmeri bercerita bahwa dirinya pernah berkunjung ke Pontianak. Di salah satu kampung ditemukannya bahwa semua warganya adalah penenun kain sehingga disebut dengan kampung tenun.

Proses Menenun Kain Songket

kain songket melayu
Foto – humas kepri

Ketika berbincang dengan Mak Teh, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Hj Rosmeri menyaranklan agar memperhatikan pengrajin. Setidaknya orang yang bisa membantu memproduksinya ketika permintaan meningkat. Jika hanya mengandalkan satu atau dua orang, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Hj Rosmeri menyayangkan peluang yang ada.

Apalagi semakin hari, keberadaan kain bermotif batik, termasuk kain songket semakin dikenal. Bukan hanya oleh masyarakat Indonesia, melainkan dunia internasional. Salah satu yang berperan besar ialah para perancang busana Indonesia. Mereka tanpa ragu memamerkan koleksi rancangannya berbahan kain songket, batik dan sejenisnya.

Menurut Mak Teh, untuk menyelesaikan satu kain Tenun dibutuhkan waktu bisa sampai tiga bulan. Tergantung motif dan permintaan pemesan atau kolektor.

“Oleh karena itu jika hanya mengandalkan dua pengrajin sepertinya sulit berkembang. Ibu harus libatkan masyarakat sekitar, berdayakan mereka agar turut serta menenun,” usul Rosmeri kepada Mak Teh.

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Hj Rosmeri juga memberikan masukan kepada Mak Teh soal motif. Ia menyebut jika Natuna dikenakl dengan motif daun sirih yang sudah dipatenkan. Sementara Kabupaten Anambas adalah penghasil cengkih. Mungkin bisa dijadikan ide dengan memodifikasinya sehingga bisa menjadi produk unggulan.

Kalau memungkinkan bisa kain songket motif cengkih dipatenkan sebagai milik Anambas. “Biasanya usaha yang mempunyai produk yang telah dipatenkan mendapatkan kemudahan akses untuk perbankan. Kemudahan ini semoga bisa menjadi daya dorong agar daerah bisa bangkit menuju sejahtera,” kata istri Plt Gubernur Kepri, H Isdianto ini.

Ia memberikan contoh lain, kain songket Palembang, kain songket Bali maupun kain songket Lombok sekarang sangat dikenal. Karena pengrajinnya mempertahankan motif kearifan lokal. Dan Rosmeri melihat karya Mak Teh tak kalah dengan produk sejenis dari provinsi lain.

Akan Dibantu Pemasarannya

kain songket berasal dari daerah
Foto – humas kepri

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Hj Rosmeri mengharapkan Mak Teh terus melakukan inovasi agar bisa mewujudkan kampung tenun di Tarempa. Sementara ia sendiri akan mencoba mengupayakan agar kain songket atau batik dan tenun di Kepri bisa dikenal lebih luas.

Menurutnya, Pemerintah Daerah harus terlibat untuk mengenalkan produk lokal kepada masyarakat yang lebih luas.. Caranya dengan memaksimalkan Dekranasda. Tak hanya sibuk ikut pameran, Dekranasda harus memiliki showroom atau toko fisik.

Minimal di pusat pemerintahan untuk menampilkan karya-karya produk lokal sehingga diketahui oleh pasar. Bahwasannya di Provinsi Kepri juga ada kain songket yang bagus.

“Syukur-syukur bisa dilihat dan dibeli oleh wisatawan mancanegara yang kebetulan berwisata di Anambas. Tetapi pameran di luar daerah juga penting,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Hj Rosmeri.

Sebagai Ketua TP-PKK Provinsi Kepri, dirinya juga menyatakan kesiapannya untuk membantu berpromosi. Termasuk menjelaskan kain songket dibuat dengan cara yang unik dan sangat tradisional.

Baru-baru ini, ia mengaku ditelepon temannya dari Jakarta yang mau membuka galeri. Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Hj Rosmeri akan menawarkannya agar bisa dipromosikan di galerinya.

“Semoga kita bisa taruh produk kita disana untuk display yang menunjukan bahwa produk ini ada dan diproduksi di Kepri. Yah berharap produk kita dikenal dulu oleh masyarakat luar,” tuturnya.

Terlihat betapa bengganya Rosmeri melihat Mak Teh dan produknya, kain songket. (man)

Loading...