Pemasukan Desa Wisata Kutuh, Bali Rp19,5 Miliar, Ini Rahasianya

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Pemerintah tiada henti mendorong desa-desa di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) untuk menjadi desa wisata. Desa-desa bisa memanfaatkan dana desa.

Hal tersebut disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo pada Rapat Koordinasi Pengembangan Desa Wisata Secara Terintegrasi di Daerah Pulau Kecil dan Terluar serta Perbatasan Tahun 2019 di Pantai Pandawa, Desa Kutuh, Kabupaten Badung, Bali, 21 Agustus lalu.

Menurutnya pariwisata itu paling cepat mendatangkan pendapatan. Dengan fokus penggunaan dana desa saat ini hingga tahun mendatang untuk pengembangan Sumber Daya Manusia dan pemberdayaan ekonomi desa, ia berpesan dana desanya digunakan untuk desa-desa wisata.

Selanjutnya desa wisata harus pandai membuat event untuk menarik turis. Tentu saja fasilitas pokok seperti toilet dan kamar mandi harus ada, selain daya tarik lain seperti kuliner dan atraksi lain.

Menteri Eko, dilansir dari kemendesa.go.id, mencontohkan Desa Kutuh di Bali. Karena kreatif, pendapatan keuntungannya mencapai Rp19,5 Miliar, padahal dana desanya Rp900 juta.
Dana desanya tidak hanya untuk infrastruktur dan tidak habis untuk perawatan infrastruktur. Saat ini sedang mengembangkan kampung bola dan sedang dipersiapkan homestay-homestay.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu Kemendes PDTT Aisyah Gamawati menyampaikan wilayah 3T di satu sisi menyimpan kekayaan potensi wisata, budaya serta keindahan alam yang sangat besar.

Oleh karenanya, pihaknya secara kontinyu memberikan beragam fasilitasi untuk mengembangkan desa wisata yang terletak di daerah 3T.

“Kami telah memberikan fasilitasi berupa dermaga, kapal penyeberangan, pembangunan jalan, serta beragam pelatihan yang terkait dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia serta pengelolaan potensi laut,” terangnya.

Ia menambahkan bahwa sejak 2017 lalu, Kemendesa PDTT melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu telah dan akan mengembangkan 14 desa wisata yang tersebar di wilayah 3T.

Keempat belas desa wisata itu antara lain terletak di Pulau Balai Kabupaten Aceh Selatan; Pulau Siberut Kab. Kep Mentawai; Pulau Pisang Kab Pesisir Barat; Pulau Pantar Kab. Alor; Pulau Mules Kab Manggarai; Pulau Papan Kab. Tojo Una Una; Pulau Lingayan Kab. Toli Toli; Desa Wawobili Kab Konawe Kepulauan; Desa Pulau Bungin Kab Sumbawa; Desa Tulakadi Kab Belu; Pulau Rote Kab Rote Ndao; Pulau Sabu Kab Sabu Raijua; Desa Lorang Kab. Kepulauan Aru dan Pulau Pangalasiang Kab Donggala.

Sementara itu, Kepala Adat di Desa Adat Kutuh Made Wena memberikan tips bagaimana Desa Kutuh mengembangkan desanya. Menurutnya ada tiga kunci yaitu harus bisa mencermati bagaimana potensi desa, yang terdiri dari potensi SDM, SDA dan potensi budaya.

“Sisi SDM, Desa Kutuh terdiri atas 1200 KK, dan 5000 jiwa. Kedua, lihat seberapa luas SDA yang kita miliki. Ketiga, lihat budaya. Bagaimana pola pikir kita, mindset pikir. Harus ikut zaman, manfaatkan teknologi dan bisa bertahan di era kekinian. Ini dasar untuk membangun desa kutuh bisa bangkit dari keterpurukan,” jelasnya.(man)

Loading...