TANJUNGPINANG (suarasiber) – Keberanian coach Timnas Indonesia U-22, Indra Safri diuji. Kali ini pada partai final sepakbola SEA Games 2019, yang juga ulangan pertemuan babak penyisihan Grup B.
Jika mengacu pada partai sebelumnya, empat kemenangan diraih saat menurunkan Evan Dimas sebagai starter mengisi lini tengah timnas. Melawan Thailand (2-0), dan dilanjutkan Singapura (2-0).
Terhenti saat Evan tidak tampil, dan menurunkan lima pemain baru sekaligus saat menghadapi Vietnam. Hasilnya kalah dramatis 1-2.
Di partai sisa hingga babak semifinal, bintang U-19 tampil, Evan Dimas tampil. Dan, seluruhnya dimenangi dengan skor telak, masing-masing 8-0 vs Brunei , 4-0 vs Laos dan semi final 4-2 vs Myanmar.
Catatan menarik, timnas mampu mencetak gol awal yaitu menit ke-3 oleh Egy melawan Thailand, Osvaldo menit ke-4 vs Singapura, dan ke-10 vs Brunei.
Bahkan, saat injury time pun sanggup dilakukan pada menit ke-89, dan ke-94, di luar extra time melawan Myanmar.
Hal yang harus diwaspadai, adalah jika lawan mampu mencetak gol lebih dahulu. Mengingat dari 5 partai timnas selalu unggul duluan.
Kehadiran Evan lebih memunculkan banyak variasi serangan dalam memaksimalkan serangan lewat sayap. Di samping kemampuan pemain asal klub Barito tersebut melakukan eksekusi dari luar kotak penalti.
Kehadiran Evan tidak harus namun perlu dipertimbangkan. Jika bugar, perlu diberi kesempatan tampil sebagai starter untuk mencuri gol.
Ada lima pemain yang selalu tampil sebagai starter, yaitu Asnawi, Bagas, Andy, Zuliandi, dan Saddil.
Pemain supersub macam Irianto perlu diturunkan jika sudah unggul. Sementara, Sani, Raffi, dan Firza dipertimbangkan saat kebugaran, dan juga merubah strategi jika terjadi kebuntuan.
Semoga sejarah 1991 medali emas cabor sepakbola kembali terulang. 28 tahun waktu yang relatif lama. Kali ini tanpa harus melewati adu tendangan penalti. (Bung Chris)
