Dirjen Diksi: Jangan Takut Memilih Jurusan Tidak Favorit

Loading...

Suarasiber.com – Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud, Wikan Sakarinto menyebut peran orang tua penting dalam pengembangan minat dan bakat peserta didik. Orang tua juga berperan dalam anaknya untuk dapat menentukan minat dan bakat yang sesuai.

Wikan menilai ada tiga poin utama dalam memilih jalur pendidikan yang sesuai, yaitu passion, goal, dan pahami pilihan.

“Jangan takut untuk memilih bidang yang menurut orang tidak favorit, tidak ada prodi favorit ataupun tidak favorit. Yang tidak favorit adalah masuk prodi yang tidak sesuai dengan passion, goals, dan tidak memiliki visi dalam prodi tersebut,” jelasnya, dalam rilis resminya, Minggu (24/1/2021).

Hal tersebut disampaikannya pada peringatan Dies Natalis Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) ke-1 yang diselenggarakan secara daring (online) pada aplikasi Zoom dan kanal Youtube Mitrasdudi Kemendikbud.

Dalam acara yang sama, content creator asal Indonesia Gita Savitri, mengatakan, solusi yang tepat dalam pemilihan jalur pendidikan adalah komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. “Orang tua harus melihat anaknya bukan sebagai orang yang dapat mereka kontrol atau melakukan apa yang mereka inginkan,” katanya.

Voice over talent, Bimo Kusumo Yudo menambahkan, peran orang tua sangat penting dalam memberikan support terhadap minat dan bakat yang dimiliki oleh sang anak. Namun dengan catatan, orang tua juga mengerti apa goals dari anak mereka.

Jenjang Pendidikan Vokasi

Untuk diketahui, pendidikan vokasi memiliki beberapa jenjang yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Diploma 1 (D1), Diploma 2 (D2), Diploma 3 (D3), dan Sarjana Terapan. Adapun tujuan utama dari seluruh kebijakan Ditjen Diksi yakni tercapainya “link and match”.

Saat ini, Ditjen Diksi lebih menguatkan pada jenjang Diploma 4 (D4) atau Sarjana Terapan, di mana Diploma 3 (D3) didorong untuk upgrade ke Sarjana Terapan. Penguatan lainnya yaitu Pascasarjana (S2) Terapan. Melalui langkah ini, Ditjen Diksi mendorong terbentuknya S3 Terapan. “Kita ingin adanya link and super match, di mana Vokasi dan dunia kerja industri harus ‘menikah’ (dengan dunia industri). Nantinya terdapat paket-paket serta kebijakan mengenai hal tersebut,” ungkap Wikan.

Terobosan lainnya dari Ditjen Diksi adalah program Diploma 2 fast track yang dihasilkan dari ‘pernikahan’ antara SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi. “SMK tiga tahun diikuti dengan tiga semester Diploma 2 (D2). Pada dua semester akhir dalam pendidikan D2 itu full dual system yaitu magang sambil kuliah di industri,” tegas Wikan.

Pendidikan vokasi adalah pendidikan yang dirancang untuk link and super match. Wikan menegaskan agar peserta didik tidak khawatir jika minat dan bakatnya adalah pendidikan vokasi karena kurikulumnya akan disesuaikan dengan dunia industri.

“Satu prodi itu kita rancang untuk ‘dikawinkan’ minimal dengan lima industri yang kuat, selanjutnya kita juga akan kembangkan soft skill, sarana dan prasarana, serta kerja sama dengan luar negeri. Jadi, jangan ragu untuk memilih vokasi,” pesan Wikan.

Di akhir perbincangan, ketiga narasumber menyemangati generasi muda untuk terus semangat meraih cita-cita. Gita memberikan masukan untuk mengurangi rasa tidak percaya diri dan iri kepada orang lain. “Pahami prinsip kita apa, mau jadi apa kita, dan apa yang terpenting untuk kita,” jelasnya.

Selanjutnya, Bimo berpesan untuk bersyukur dengan apapun yang dimiliki saat ini dan senantiasa tekun dan disiplin dalam mewujudkan niat dan cita-cita. Selain itu, content creator, Vincent Raditya juga mengingatkan agar anak-anak muda tidak mudah putus asa, terus berusaha, dan bersabar dalam meraih keberhasilan. (mat)

Loading...