Wuih, Jumlah Industri Kecil Menengah Lampaui 4,4 Juta Unit

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Kementerian Perindustrian akan terus memfasilitasi lebih banyak program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diberikan kepada pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Hal ini diyakini mampu mendongkrak produktivitas dan daya saing IKM di dalam negeri.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan KUR memang dibutuhkan dan telah dirasakan manfaatnya.

“Pihaknya mi akan memfokuskan atau prioritaskan ke depannya kepada kegiatan-kegiatan IKM yang bisa mendorong substitusi impor dan berorientasi ekspor,” kata Menperini seusai menghadiri Rapat Koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tentang agenda usulan KUR tahun 2020 di Jakarta, Selasa pekan lalu.

Untuk mewujudkannya, Kemenperin dan pihak terkait bakal aktif memberikan kemudahan pembiayaan bagi pelaku IKM nasional. Apalagi, selama ini Kemenperin telah mendorong penyaluran KUR kepada sektor yang produktif, termasuk IKM.

Harapannya, pelaku IKM dapat berperan masuk dalam rantai pasok manufaktur, mulai tingkat nasional hingga global. dengan demikian bisa memacu kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional dan memperbaiki neraca perdagangan saat ini.

Kemenperin mencatat, IKM merupakan sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia, yang selama ini berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Jumlah IKM hingga kini telah melampaui 4,4 juta unit dan menyerap tenaga kerja lebih dari 10,1 juta orang.

Berbagai upaya yang telah dijalankan oleh pemerintah untuk meningkatkan akses pembiayaan terhadap IKM, antara lain melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan Pemodalan Nasional Madani (PNM).

“Kami juga melakukan edukasi teknologi pembayaran, seiring dengan semakin banyaknya platform pembiayaan non-tunai atau digitalisasi pembayaran,” imbuhnya, seperti dilansir dari kemenperin.go.id.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan, pihaknya berharap perkembangan e-Commerce akan menjadi gerbang bagi pelaku IKM dalam negeri untuk melakukan transformasi dengan menggunakan alat promosi digital, sistem informasi digital, pembayaran digital, serta manajemen relasi dengan pelanggan secara digital pula.

“Dalam era digital seperti sekarang, transisi proses jual beli konvensional menjadi jual beli online semakin berkembang. Tidak hanya untuk produk berupa barang, bahkan jasa. Karena itu kami melihat industri e-commerce menjanjikan potensi pasar yang sangat besar,” jelasnya.

Gati menambahkan, untuk membantu para pelaku IKM dalam menangkap peluang sekaligus menghadapi tantangan saat munculnya banyak e-Commerce, sejak 2017, Kemenperin telah meluncurkan program e-Smart IKM yang melibatkan marketplace digital di Tanah Air sebagai salah satu infrastruktur pendukung.

“Kami telah melaksanakan workshop e-Smart IKM yang diikuti sebanyak 10.038 peserta, dan hingga saat ini total transaksi penjualan yang dihasilkan mencapai Rp3,27 Miliar,” ungkapnya. (man)

Loading...