KEK Pariwisata Diresmikan di Pulau Pengelap, Batam

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – KEK Pariwisata (Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata) akhirnya ada juga di Kepri. Menpar Arief Yahya meresmikannya di Pulau Pengelap, Batam, Rabu (16/1/0/2019). Pembangunan lokasi wisata ini sudah berlangsung sejak 2016.

Selama pembangunan berlangsungm investor sudah membenamkan triliunan rupiah. Dan pembangunannya akan terus dilakukan hingga 20 tahun ke depan. Diperkirakan 10 ribu tenaga kerja akan terserap untuk bekerja di KEK Pariwisata Pengelap ini. Sementara perkiraan wisatawan asing 300 ribu hingga 500 ribu per tahun.

Selain deregulasi, implikasi KEK juga berpengaruh pada dukungan pemerintah pusat dalam pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar bagi daerah. Juga ketersediaan layanan terkait insentif fiskal dan non fiskal bagi para pengusaha.

Tahun lalu ada 2,6 juta wisman. Kalau saya memberikan perhatian lebih ke Kepri tentu ada alasannya,” kata Arief.

kepri-koral-2
Menikmati pantai di Kepri Koral Resort. Foto – instagram.com/keprikoral

Diakui oleh Menpar Arief, justru tantangan paling besar di negara berkembang adalah soal perizinan. Dan KEK dibuat untuk menyiasatinya. Dengan program ini bisa dilakukan deregulasi agar menarik semakin banyak investor.

Menteri Arief Yahya mengatakan pihaknya memang memberi perhatian lebih kepada Kepri. Indonesia memiliki 3 besar penyumbang devisa dari sektor pariwisata. Yakni Bali menyumbang 40 persen, Jakarta 30 persen dan Kepri 20 persen. Kontribusi ketiga daerah ini sudah tingkat nasional.

KEK Pariwisata di Indonesia akan terus dikembangkan oleh Kementerian Pariwisata. Tentu saja di daerah tersebut harus terjamin atraksi, aksesibilitas dan mminintasnya untuk dikembangkan sebagai KEK Pariwisata.

Untuk Kepri Koral, kata Arief, harus dicari formulanya untuk mengedepankan atraksi wisata. Ia mengusulkan water sport tourism sebagai atraksi utama. Jika dikemas secara profesional akan mendatangkan wisatawan asing yang cukup banyak.

“Bantu rekan-rekan Kepri untuk Kepri Koral agar bisa lebih dikenal para wisatawan mancanegara,” pesan Arief kepada tim Kementerian Pariwisata yang hadir.

Pendorong Daerah Lain

isdianto-dan-menpar-arief-yahya
Menpar dan Plt Gubkepri saat peresmian KEK Pariwisata di Pulau Pengelap, Batam, Kepri. Foto – humas kepri

Plt Gubernur Kepri H Isdianto menyambut peresmian KEK Pariwisata Pulau Pengelap oleh Menpar. Isdianto ingin ke depan ada daerah lain di Kepri yang juga bisa ditetapkan dengan status yang sama sehingga mendorong kesejahteraan masyarakat.

“Apalagi Kepri memang harus mengedepankan pariwisata untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Isdianto di Restoran Apung Kepri Koral, Pulau Pengelap Kota Batam, Rabu (16/10).

Diceritakan oleh Isdianto, di Kepri cukup banyak destinasi wisata yang belum tersentuh. Karena itu dia mengajak banyak pihak, termasuk para investor untuk nenanamkan modalnya di bidang ini.

Kepada Kemenpar, Isdianto meminta agar terus membantu. Sempat disinggung ia sudah membincangkan pengembangan dan pemajuan Pulau Penyengat. Ia ingin pulau ini menjadi perhatian dunia internasional.

Sementara pemilik Pulau Bintang Emas, Hermanto membenarkan dirinya sudah mulai mengembangkan Kepri Koral di Pulau Pengelap sejak 2016 lalu. Fasilitas yang bisa dinikmati diantaranya hotel berbintang, golf course, residental for senior citizens dan ruang terbuka hijau.

Pulau Pengelap sendiri berada di selatan Pulau Batam. Kawasan ini sudah melengkapi dirinya dengan snorkling area, restoran apung, tarzan house, flying fox, interior done yang dilengkapi fasilitas mandi, banana boat dan juga jetski.

Dimintai keterangan seputar besaran investasi, Harmanto menyebut totalnya mencapai Rp11 triliun.

KEK Pariwisata 2019

Pada tahun 2019 ini, sejumlah lokasi sudah lebih dahulu ditetapkan sebagai KEK Pariwisata oleh Kemenpar RI. Belum lama ini diresmikan KEK Pariwisata di Singasari Malang, Tanjung Gunung Bangka, Sungailiat Bangka dan Tanjung Pulisan Likupang Sulawesi Utara.

Keempatnya menambah jumlah destinasi wisata unggulan lain. Yakni KEK Pariwisata Likupang, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Morotai di Maluku Utara, Mandalika di Lombok. Lalu ada tiga lagi daerah yang tengah diajukan yaitu KEK Cikidang Sukabumi, Pangandaran dan Selayar.

Untuk menjadikan sebuaha destinasi wisata sebagai KEK Pariwisata ada beberapa syarat. Salah satunya harus memiliki tanah yang bebas dan peruntukannya sesuai dengan RTRW serta didukung oleh pemerintah daerah setempat.

Dari laman kemenpar.go.id. disebutkan KEK Pariwisata adalah sebuah zona pariwisata yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha pariwisata. Dibangun untuk mendukung penyelenggaraan hiburan dan rekreasi, pertemuan, pameran serta kegiatan terkait.

Indonesia memiliki kekayaan alam dengan keanekaragaman jenis atraksi wisata alam yang diakui dunia. Atraksi wisata alam tersebut meliputi daya tarik ekowisata, bahari, pulau-pulau kecil serta danau dan gunung yang berpotensi besar dikembangkan.

Yakin tak ingin ke Tanjung Kelayang yang seperti ini? Foto – instagram.com/dewinurafiah

Kekayaan budaya yang tinggi dan beranekaragam juga menjadi potensi yang sangat tinggi untuk dilestarikan melalui pembangunan kepariwisataan.

Disebutkan juga, minat utama wisatawan datang ke suatu destinasi pariwisata juga didorong oleh daya tarik wisata budaya dengan kekayaannya. Seperti adat istiadat, peninggalan sejarah dan purbakala, kesenian, monumen, upacara-upacara dan peristiwa budaya lainnya.

Kemajemukan bangsa Indonesia didukung dengan keramahtamahan penduduknya menjadi potensi yang sangat besar dalam peningkatan kepariwisataan. Akhirnya objek wisata terintegrasi (integrated area tourism) antara wisata alam, wisata budaya hingga wisata MICE (MICE and events tourism) akan ditemukan di setiap daerah yang diberlakukan KEK Pariwisata. (man)

Loading...