Dikabarkan Mampu Sembuhkan Kanker, Tanaman Mirip Bajakah Juga Ada di Lingga

Loading...

DABO SINGKEP (suarasiber) – Sejak menjadi objek penelitian tiga siawa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang memenangkan World Invention Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan beberapa waktu lalu, tanaman bajakah langsung viral dan banyak dicari.

Padahal Yazid, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani, tiga siswa SMA itu, mengatakan hasil karya ilmiah mereka masih harus diteliti lebih jauh. Mereka memang menang lomba internasional setelah menemukan adanya kandungan dalam bajakah yang dapat menyembuhkan kanker.

Viralnya tanaman bajakah bisa dicek secara online. Banyak orang menjualnya secara online dengan harga yang beragam, namun pada dasarnya lumayan mahal.

bajakah lingga 2
Chadiri mengingatkan agar masyarakat mencari informasi sebenar-benarnya tentang segala hal yang berkaitan dengan kesehatan, termasuk khasiat bajakah. Foto – man/suarasiber

Suarasiber kemudian mendapatkan informasi dari seorang warga Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, Chaidir, Jumat (20/9/2019) bahwa di lahan orangtuanya banyak ditemukan tanaman yang mirip bajakah. Ia kemudian mengajak suarasiber ke lahan miliknya yang masih cukup lebat pepohonannya.

Ia kemudian memotong tanaman yang menggelantung, sesaat ia memegangnya dan tak lama kemudian mengucur airnya dari potongan tanaman tadi. Tak cukup sampai di situ, Chaidir pun mengayunkan goloknya untuk mengelupas batang tanaman itu, terlihat semacam mata pohon.

“Saya lihat sisi satunya yang letaknya sama dengan yang tadi kita kelupas, ya,” katanya. Kemudian ia kembali mengelupas kulitnya dan terlihat satu mata lagi.

Meski ciri-cirinya mirip dengan jarakah yang belakangan menjadi populer karena diyakini mampu mengobati sakit kanker, Chadiri tak dapat memastikannya. Karena bajakah merupakan istilah kalimantanm sedangkan di Kabupaten Lingga ia sendiri tak tahu apa sebutannya.

Ia kemudian mengajak suarasiber masuk lebih dalam ke lahannya dan terlihat begitu banyak pohon yang menurutnya mirip tanaman Bajakah. Ada yang uurannya kecil, diameter 3 sampai 5 centimeter, namun ada juga yang lebih besar dari ukuran tersebut.

Saat dipotong, semuanya mengucurkan air. Chadiri pun mencoba menengadahkankan wajahnya ka atas lalu menampung air tadi dengan mulutnya.

Chadiri tak berani memastikan apakah tanaman yang ada di kebunnya Bajakah atau bukan. Ia juga mendapatkan informasi banyak jenis bajakah di hutan. Bahkan tidak semua tanaman ini mengadung zat yang sama dengan yang digunakan sebagai objek penelitian Yazid, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani.

Foto – man/suarasiber

“Kalau memang benar seperti ini tanaman Bajakah, mau berapa banyak juga saya bisa carikan,” katanya.

Namun, sekali lagi ia mengajak masyarakat untuk mecari informasi sebenar-benarnya tentang sesuatu yang menyangkut urusan kesehatan.

Kalau untuk dirinya sendiri Chaidir mengaku jika abang kandungnya selama beberapa tahun belakangan gemar dan membiasakan diri mengonsumsi air rebusan tanaman tadi.

“Bahkan sampai meninggalnya masih ada sisa potongan tanamannya di karung, saya simpan di rumah,” katanya. (man)

Loading...