Triwulan II-2018 Tekanan Inflasi Ancam Kepri

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan IV-2017 tumbuh menguat dibanding triwulan sebelumnya. Namun jika dilihat sepanjang tahun, pertumbuhannya hanya 2,01 persen.

Pada triwulan IV-2017, pertumbuhan ekonomi Kepri sebesar 2,57 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,38 persen. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang juga membaik menjadi 5,19 persen dari 5,06 persen pada triwulan sebelumnya.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh perbaikan kinerja net-ekspor antar daerah yang mencapai 209,26 persen. Sementara net ekspor luar negeri masih terkontraksi 22,12 persen . Secara keseluruhan, net ekspor triwulan IV-2017 masih terkontraksi sebesar 9,17 persen.

Konsumsi rumah tangga melambat yang dipengaruhi oleh melemahnya kinerja sektor industri utama Kepri yang berdampak kepada penurunan daya beli masyarakat. Investasi tumbuh melambat sebesar 1,85 persen yang disebabkan oleh perlambatan investasi bangunan dan non bangunan.

Dari sisi lapangan usaha, menguatnya pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2017, disebabkan oleh perbaikan kinerja sektor industri pengolahan, sebesar 3,99 persen, membaik dibanding triwulan sebelumnya sebesar 2,88 persen.

Disampaikan oleh Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Kepri, Gusti Raizal Eka Putra, sepanjang 2017, perekonomian Kepri hanya tumbuh sebesar 2,01 persen. Ini melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,03 persen.

Dari sisi permintaan, perlambatan tersebut didorong oleh penurunan konsumsi rumah tangga, kontraksi net ekspor serta penurunan konsumsi pemerintah.

Inflasi 2017 tercatat sebesar 4,02 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi 2016 yang tercatat sebesar 3,53 persen. Di tengah mulai membaiknya perekonomian Kepri pada triwulan IV-2018, kinerja perbankan (bank umum dan BPR Konvensional) pada triwulan IV-2017 tercatat masih tumbuh positif berdasarkan indikator Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit.

Laju inflasi pada triwulan I-2018 diperkirakan akan meningkat. Pada Januari 2018, Kepri telah mencatatkan inflasi sebesar 0,88 persen (mtm) atau 4,19 persen. Laju inflasi pada triwulan I-2018 diperkirakan meningkat, dipengaruhi oleh komoditas volatile food khususnya komoditas hasil laut dan beras. Sementara komoditas administered price khususnya tarif angkutan udara berpotensi naik karena perayaan Hari Raya Imlek dan Cap Go Meh.

Pada triwulan II-2018, terdapat risiko tekanan inflasi yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan komoditas antara lain gula, cabai merah dan beras (volatile food) menjelang perayaan Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri permintaan akan beberapa komoditas seperti gula, cabai merah, daging ayam dan beras akan meningkat. Untuk pengendalian inflasi.

“Bank Indonesia Kepri bersama Pemerintah Daerah serta seluruh stakeholder terkait akan meningkatkan langkah-langkah koordinasi penguatan pengendalian inflasi dengan memfokuskan kepada 4 K yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif,” tutur Gusti. (mat)

Loading...