Ini Kemiripan Kepri dan Hong Kong

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Shenzen di daratan Tiongkok, dan Hong Kong di seberangnya dikenal sebagai daerah industri yang modern dan maju. Meski keduanya terpisah lautan, tapi saling mendukung. Hal tersebut terbukti bisa dilakukan karena adanya jembatan.

Konsep jembatan seperti inilah yang akan dibangun di Kepri. Yang nantinya akan menyatukan Batam, dan Bintan. Jika di Tiongkok, Hong Kong sebagai pusat logistiknya, dan Shenzen sebagai pusat produksi. Maka, di Kepri yang akan menjadi pusat produksinya adalah Bintan. Sedangkan Batam sebagai pusat logistiknya.

Jika nanti rampung dibangun, di situlah letak kemiripan antara Kepri dan Hong Kong. Tentu saja harus dikelola dengan baik agar berpengaruh positif terhadap segala sektor.

Hal ini disampaikan Deputi II Badan Pengusahaan (BP) Batam, Yusmar Anggadinata, awal pekan ini. “Melalui jembatan ini semua saling terkoneksi,” ucap Yusmar.

BP Batam menyetujui pembangunan Jembatan Batam-Bintan, tetapi Angga menekankan bahwa pembangunan jembatan tidak hanya semata-mata untuk konektivitas, harus ada dua fungsi. Nantinya, di jembatan sepanjang 7 kilometer ini, akan ada jalur Long Rail Train (LRT) dan MRT untuk membawa penumpang.

Diaakuinya memang tidak mudah untuk membangun jembatan tersebut. Pasalnya, proses studinya akan memakan waktu yang cukup lama.

BP Batam mendorong Gubernur untuk pembangunan Jembatan Batam-Bintan lebih cepat, sementara itu pihaknya juga sedang mempersiapkan Batam menjadi pusat logistik dengan pengembangan bandara dan pelabuhan.

Sementara itu, kabar rencana pembangunan Jembatan Babin terdengar ke seberang, melintas batas negara. Kabar terbaru, seperti dirilis bisnis.com, Jumat (2/3/2018) ada investor asal Tiongkok tertarik membangun dan mendanai proyek jembatan yang diperkirakan menelan investasi sedikitnya Rp4 triliun.

Gubernur Provinsi Kepri Nurdin Basirun mengatakan bahwa beberapa investor asing sudah menyampaikan keinginannya tersebut kepada dirinya.

“Beberapa investor, salah satunya dari Tiongkok yang membangun Jembatan Suramadu sudah menghubungi saya,” kata Gubernur Kepri, Nurdin Basirun usai makan siang bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono.

Menteri Basoeki pun membenarkan jika sudah banyak investor asing yang tertarik membangun Jembatan Babin, terutama dari Tiongkok.

Dikutip dari The Strait Times pada saat itu, Jembatan Batam-Bintan pertama kali diinisiasi oleh Batam Industrial Development Authority (BIDA) pada 2005. Setelahnya, pascamelakukan studi kelayakan pada 2012, sebuah perusahaan Korea Selatan disebut-sebut berminat untuk ikut serta dalam proyek ini. Akan tetapi, proyek tersebut batal dibangun.

Pemerintah daerah pun kembali berusaha menghidupkan kembali jembatan tersebut untuk menggenjot konektivitas di Kepulauan Riau. Infrastruktur yang menghubungkan Pulau Batam—Pulau Tanjung Sauh—Pulau Bau—Pulau Bintan ini pun disebut-sebut membutuhkan dana sekitar 350 juta Dolar Amerika. (mat)

Loading...