Refleksi 2 Tahun Kepemimpinan Dr H Nurdin Basirun SSos MSi

Loading...
Kepemimpinan Partisipatif Ala Melayu

Oleh : Drs Jamhur Ismail MM
Direktur Jaoel Center

Hari Senin, selalu menjadi hari favorit saya, karena pada hari ini apel besar di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, ya… apel yang wajib diikuti oleh seluruh Pejabat maupun staf baik yang ASN atau yang masih PTT hingga THL, pokoknya tak ada alasan lain setiap Senin apelnya di dataran Sultan Mahmud Riayat Syah kantor Gubernur Kepri di Dompak, Dompak ye bukan Istana Kota Piring, jadi tulisan besar setelah jembatan HM Sani Dompak itu menurut saye kurang pas tapi itu nantilah kite bahas di lain kesempatan, ingatkan saya hehehe.

Apel Senin pagi di Dompak tentu butuh persiapan ekstra, sebab perjalanan dari pondok saya di Desa Lancang Kuning Tanjung Uban ke Kantor Gubernur di Dompak butuh waktu setidaknya 1 jam 15 menit, selepas subuh dan olahraga kecil saya lanjutkan membaca berkas-berkas kerjaan yang tak sempat saya tuntaskan di kantor atau membace WA baru kemudian bergegas ke Dompak.

Senin kali ini entah kenapa ada rasa yang berbeda, setelah saya ingat-ingat baru lah saya tersadar kalau hari ini tanggal 12 Februari pada 2 tahun yang lalu pasangan pemenang Pilgub Kepri yakni H.M. Sani dan Nurdin Basirun dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Prov. Kepri. Alfatehah saya kirimkan untuk Almarhum Ayah Sani, Gubernur Kepri yang gugur dalam melaksanakan tugas mengemban amanat masyarakat Kepri, semoga beliau mendapat tempat di sisi Allah SWT… Amin YRA, dan untuk Gubernur Kepri Nurdin Basirun saya selalu menyempatkan doa untuk kesehatan dan kekuatan bagi beliau menjalankan amanah masyarakat Kepri untuk memimpin Provinsi yang lautnya luas ini, Provinsi yang berslogan Berpancang Amanah Bersauh Marwah, Provinsi berciri Kepulauan.

Tetttt… Tettt…., bunyi klakson mobil belakang membangunkan nostalgia saya, ternyata kami sudah memasuki jalan masuk menuju Kantor Gubernur, setiap Senin pagi semua pegawai Pemprov berjibaku dan berlomba-lomba menuju lapangan apel, tak sedikit yang mengalami kecelakaan akibat mengejar fingerprint, ah itu alasan aje, apepulak fingerprint yang salah, kalau dah tahu jadwal apel pukul 07.45 Wib, berangkat dari rumah tentu lebih awal, jadi bukan karena fingerprint penyebab celaka, tapi lebih karena budaya disiplin yang masih rendah dan itu kan bukan salah Pak Gubernur atau Pak Sekda, marilah kita intropeksi diri, sudah disiplinkah kita..?, yang telambat atau tak apel wajar diberi sanksi, hak dipotong karena kewajiban kita lalai, jadi kalau ada yang bising tentang fingerprint nih bisa jadi dia mungkin tipe orang yang tak disiplin.

Kembali ke sosok Gubernur Kepri Nurdin Basirun, saye akan berceloteh tentang kepemimpinan beliau dalam menakhodai Lancang Kuning Kepri selama 2 tahun ini mengarungi ombak dan tiupan angin badai serta mengelak dari karang dam membawa Lancang Kuning menuju tujuan mewujudkan Kepri sebagai Bunda Tanah Melayuyang sejahtera, berakhlak mulia, ramah lingkungan dan unggul di bidang Maritim. Menurut saye figur yang satu ini sangat unik dan mempunyai ciri khas dan berkarakter.

Kepemimpinan menurutJudith R. Gordon menyatakan bahwa seorang pemimpin harus memiliki karakter, seperti kemampuan intelektual, kematangan pribadi, pendidikan, status sosial ekonomi, human relations, motivasi instrinsik dan dorongan untuk maju (achievement drive), menurut Letnan Jenderal TNI Geerhan Lantara, kepemimpinan adalah gaya dan karakter seseorang dalam memimpin anak buahnya mencapai tujuan, atau kate P. Ramlee “apelah awak ni, saye punye pasal awak yang sibok, cobaan.. (yang berarti suke-suke sayelah, nak tenggelam nak belayar terserah saye, kalau tenggelam itu cobaan).

Saye mencoba mengkaji tipe kepemimpinan beliau dengan beberapa teori kepemimpinan yang pernah saya baca dan pelajari, tipikalbeliau ini seperti perpaduan dua tipe pemimpin yaknitipe kepemimpinan partisipasif, yaitu pemimpin yang melibatkan anggota tim dalam pembuatan keputusan dan juga sebagaiu persamaan kekuatan dan sharing dalam pemecahan masalah dengan bawahan sebelum membuat keputusan, dan satu lagi tipe Laissez Faire yaitu tipe pemimpin ini dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.

Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang harus dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota, tipe pemimpin ini juga seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasi.

Nurdin Basirun juga seorang egaliter sejati, dan tampil apa adanya dan merakyat, pengalaman hidupnya telah menempanya sehingga menjadi seperti sekarang ini. Sering bila rapat di tingkat kementerian kehadiran Gubernur Kepri menjadi fokus para peserta rapat yang lain, karena dalam penyampaian nya Pak Nurdin menggunakan bahasa komunikasi yang ringan, mudah di pahami namun berisi, pemimpin rapat sekaliber Pak Luhut Binsar Panjaitan pun dibuat tak berkutik oleh lulusan Doktor Ilmu Administrasi Universitas 17 Agustus Surabaya ini.

Sebagai Gubernur Pak Nurdin memang tidak pernah mengintervensi kerjaan para kepala OPD sesuai tupoksinya, malahan setiap Senin kami selalu di minta hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, hal ini membuktikan akan penilaian saya tentang tipe kepemimpinan Pak Nurdin, beliau memang punya ciri khas tersendiri dengan insting atau naluri yang alamiah dan saye lebih senang dengan menggunakan istilah “Kepemimpinan partisipatif ala melayu” tipe kepemimpinan yang mampu mengajak setiap orang untuk menjadi seperti dirinya dan berbuat sebanyak mungkin untuk kebaikan bersama, bekerja dengan hati atau menjalin konektivitas hati dengan seluruh elemen terutama dengan masyarakat yang berada di pulau-pulau.

Sebagai contoh kegiatan rutin safari subuh yang dilakukan Gubernur selama ini, barangkali ada juga yang menyebutnya sebuah pencitraan tapi bagi saye tak mungkin bisa dilakukan secara konstan dan dalam waktu yang lama kalau itu sebuah pencitraan, diketahui kebiasaan safari subuh dilanjutkan ngopi di kedai pinggir jalan sudah dilakukan sejak Pak Nurdin masih Wakil Bupati Karimun serta kebiasaan beliau ke pulau-pulau untuk mengetahui permasalahan masyarakat secara langsung.

Ade yang mengkritik apelah Gubernur ini ke pulau-pulau, kan ade tugas yang lebih strategis yaang perlu dilakukan seorang Gubernur, tetapi disitulah uniknya dan karekter beliau yang bekerja dengan hati yang selalu terkoneksi dengan hati masyarakatnya terutama masyarakat yang di pulau-pulau yang perlu diperhatikan oleh baPaknya yaitu Gubernur Kepri.

Terwujudnya Kepri sebagai Bunda Tanah Melayu yang Sejahtera, Berakhlak Mulia, Ramah Lingkungan dan Unggul di Bidang Maritim adalah visi Gubernur Kepri dan tentunya menjadi visi Pemprov kepri dalam menjabarkan RPJMD dan sesuai Renstra yang dijabarkan lewat program pembangunan. Tahun 2018 ini dengan dukungan seluruh sumberdaya yang ada memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang langsung menjadi kebutuhan masyarakat di darat dan terutama di laut, peningkatan fasilitas umum dan pelayanan yang prima dengan memanfaatkan teknologi informasi menjadi target pemprov Kepri untuk di tuntaskan.

Tak ada pemimpin yang ingin rakyatnya susah, yang ada adalah pemimpin yang cermat dan hati-hati dalam mengambil keputusan agar hasil keputusannya tak menimbulkan persoalan baru namun dapat menjadi sebuah kekuatan untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Untuk mencapai keunggulan maritim dengan target merebut dan menegakkan kedaulatan 12 mil di laut, berbagai upaya terus dilakukan oleh Gubernur Kepri yang juga sebagai Ketua Badan Kerjasama Provinsi Kepulauan yang beranggotakan 8 Provinsi berciri Kepulauan yang ada di Indonesia.

BKS Provinsi Kepulauan paling terdepan memperjuangkan dan mensosialisasikan RUU Pemerintahan Daerah Kepulauan yang diinisiasi oleh DPD RI, disamping juga Kepri ikut aktif dalam perumusan RPP tentang Kewenangan Provinsi di Laut dan Daerah Provinsi berciri Kepulauan yang merupakan aturan teknis dari UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 27, 28 dan 29.

Tak sampai di situ, Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Ditjen Bangda Kemendagri dan Ditjen Perundangan Kemenkumham serta Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta juga menjadi homebase kedua, karena kerapkali rapat tentang Kewenangan 12 mil di laut dan provinsi berciri kepulauan sebagai pondasi dasar dalam mewujudkan keunggulan maritim serta hiruk pikuk bisnis maritim seperti anchor area dan potensi kekayaan laut lainnya sektor perikanan, mineral dan pariwisata belum memberikan manfaat dan nilai lebih bagi Kepri yang luas lautnya 96 persen dan daratan hanya 4 persen, dimana semua kekayaan laut Kepri di sedot oleh pemerintah pusat, kate P. Ramlee ini semue cobaan…

Jadi meskipun baru berumur 2 tahun, Kepri dibawah kepemimpinan Nurdin Basirun sebenarnya banyak menuai prestasi tapi seperti yang saya katakan pada paragraf sebelum nya, sosok Pak Nurdin yang egaliter dan bersahaja membuat beliau tak pernah mau dipuji-puji secara berlebihan, tak marah bila di kritik apalagi hanya menggelitik, buat Pak Nurdin itu semua adalah bagian dari pernak pernik tugas dan tanggung jawab yang diembannya.

Mungkin ini jualah pembawaan tuah badan sebagaimana sudah tercatat di Lauh Mahfuzh. Kami masyarakat Kepri mengharapkan Lancang Kuning yang Bapak nakhodai berlayar mencapai tujuan untuk mensejahterakan masyarakat Kepri, ombak dan badai anggap sebagai cobaan…layar sudah terkembang…raih keunggulan di laut karena Kepri 96 persen laut….berpancang amanah bersauh marwah…Allah SWT merahmati dan melindungi Kepri…***

Loading...