Suarasiber.com (Batam) – Sejumlah wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Online (PWO) Kota batam menyesalkan sulitnya mendapatkan iformasi seputar rapat Banggar di DPRD Kota Batam.
Para wartawan yang berharap mendapatkan informasi seputar hasil rapat serta hal-hal yang terkait kegiatan itu sudah menunggu. Selain soal hasil rapat Banggar, ada juga awak media yang ingin mengonfirmasi bahan berita lain kepada anggota dewan yang mengikuti rapat tersebut.
Sejak rapat dimulai, para awak media sudah memiliki pertanyaan masing-masing agar bisa menerbitkan berita. Harapannya, wakil rakyat yang mengikuti Banggar akan memberikan keterangan pers agar masyarakat juga tahu apa yang dihasilkan dan dibicarakan wakil-wakil rakyatnya.
“Sebenarnya banyak yang ingin ditanyakan, seperti reklamasi bakau dan sebagainya,” ungkap seorang wartawan.
Sementara itu, dari informasi yang diterima koran ini, PWO memiliki aturan, di antaranya melakukan konfirmasi secara sopan dan wajib menayangkan hasil wawancaranya di media.
Infromasi seputar kegiatan DPRD Kota batam memang bisa dibaca oleh warga melalui website resminya, namun kadang pembaca menginginkan sudut-sudut pandang atau angle yang lain dari sebuah kegiatan.
“Ya sesekali browsing di internet pakai hape, semakin banyak informasi tentang sebuah instansi, topik yang hangat dan sebagainya masyarakat akan mendapatkan hal yang lebih banyak. Berita DPRD juga sering saya baca,” tutur Nugroho, warga Batam yang ditemui koran ini sedang istirahat di Masjid Raya Batam, Batam Center.
Karyawan swasta ini lalu menambahkan, beberapa kali ia menemukan informasi justru dari media sosial, sambil menunjukkannya kepada koran ini.
Dilihat koran ini, di layar ponsel Nugroho tampak Instagram @_budimardiyanto yang memosting Rapat Banggar DPRD Kota Batam. Pembahasan Rancangan Perubahan KUA (Kebijakan Umum Anggaran ) Kota Batam Tahun Anggaran 2025.
Selanjutnya ia kembali mencari-cari dan mendapati akun Instagram @aweng_kurniawan73 yang memosting informasi Rapat Banggar DPRD Kota Batam dengan Bapenda.
Namun membaca media sosial menurut warga ini kurang seru, sebab tidak bisa mendapatkan informasi yang lebih panjang. “Beda kalau baca portal berita, bisa dikupas sampai tuntas. Meski saya juga memilah-milah yang mana yang memang pantas dibaca dan mana yang tidak,” imbuhnya. (asih)
Editor Yusfreyendi.
