Suarasiber.com – Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Jenderal Pol (Hor) Ahmad Dofiri sebagai Penasihat Khusus Presiden bidang Keamanan, Ketertiban Masyarakat, dan Reformasi Kepolisian, Rabu (17/9/2025) di Istana Negara, Jakarta.
Jabatan ini baru pertama kali muncul di era Prabowo, menandai keseriusan pemerintahannya menjawab tuntutan masyarakat agar Polri berbenah.
Dofiri bukan sosok sembarangan. Mantan Wakapolri dan Irwasum itu dikenal bersih, tegas, profesional dan humanis.
Bahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, menyebut Dofiri memiliki kemampuan yang luar biasa dan selalu mengutamakan kepentingan organisasi daripada pribadi.
Hal tersebut ia sampaikan ketika memimpin acara pelepasan purna tugas Dofiri di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Jakarta, Selasa (19/8/2025), (kompas.com).
Nama Dofiri mencuat saat mengambil keputusan tegas memecat Irjen Pol Ferdy Sambo, kasus yang sempat mengguncang kepercayaan publik terhadap kepolisian.
Lulusan terbaik Akpol 1989 (Adhi Makayasa) ini pun memiliki rekam jejak yang relatif diterima baik di internal Polri maupun publik sipil.
Pelantikan Dofiri menjadi sinyal politik kuat bahwa Prabowo sedang menyiapkan kerangka besar Reformasi Polri.
Sinyal itu semakin jelas jika dikaitkan dengan pernyataan Prabowo dalam pertemuan dengan Gerakan Nurani Bangsa (GNB) di Istana, Kamis (11/9/2025) malam.
Saat itu, Presiden menegaskan bakal segera membentuk komisi untuk mengevaluasi dan mereformasi Polri.
Hal serupa juga ditegaskan Menkumham Yusril Ihza Mahendra yang menyebut Keppres pembentukan Tim Reformasi Polri tengah digodok (cnnindonesia.com).
Dengan posisi barunya, Ahmad Dofiri bisa menjadi arsitek awal bahkan motor penggerak reformasi kepolisian yang dikawal langsung oleh Presiden Prabowo.
Kehadirannya seakan menandai bahwa agenda reformasi Polri di era Prabowo bukan sekadar wacana politik, melainkan proyek strategis yang akan segera dijalankan. (eko)
Editor Yusfreyendi
