Pemuda Galang, Batam, Tempuh Puluhan Kilometer Demi Pelatihan Scaffolder
Suarasiber.com – Tiada hasil tanpa pengorbanan, itulah kalimat bijak yang memacu semangat Danang, seorang pemuda yang tinggal di Pulau Galang, Batam, Provinsi Kepri.
Semangatnya untuk mengikuti pelatihan scaffolder yang diselenggarakan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Batam tak surut. Meski jarak yang ditempuhnya dari rumahnya ke Batam kota puluhan kilometer.
Setiap hari Danang harus pergi pulang demi pelatihan. Jarak itu ditempuhnya dengan kendaraan bermotor satu sampai dua jam.
Biasanya sekitar pukul lima sore ia berangkat ke Batam. Dan akan sampai lagi ke Galang menjelang pukul 12 malam. Pelatihan ini memang dilaksanakan malam hari.
“Kalau lelah pasti ada. Tapi, semangat untuk berubah. Semangat untuk menuntut ilmu membuat rasa lelah itu hilang. Saya sangat beruntung bisa mengikuti pelatihan ini. Banyak ilmu, banyak kawan yang saya dapatkan,” ujarnya, Sabtu (3/8/2024).
Alasan Danang tetap bersemangat ialah, selain pelatihan ini gratis, peserta juga mendapatkan sertifikat yang bisa dijadikan syarat memasuki dunia industri.
“Salah satu impian aku itu, bisa mendapatkan gaji yang besar. Bisa membahagiakan orang tua, mungkin dengan mengikuti pelatihan ini nantinya aku bisa diterima di industri. Terlepas dari itu, sebagai warga Galang tentu bekerja di Batam dan berpenghasilan lebih besar menjadi suatu kebanggaan,” ujarnya.
Ketua LPNU Batam Awang Sasongko sangat mengapresiasi semangat juang semua peserta, terlebih seperti yang ditunjukkan Danang. Ia berharap, semangat dan kemauannya menular ke peserta pelatihan-pelatihan selanjutnya.
“Saya bangga dan terharu, ada salah satu peserta yang jauh-jauh dari Galang untuk mengikuti pelatihan scaffolder ini. Kami punya harapan besar, karena kami (LPNU) sudah mengadakan MOU dengan beberapa perusahaan atau industri galangan kapal dan penunjang galangan kapal harapannya peserta lulusan scaffolder ini bisa terserap di dalamnya, sehingga kader-kader NU bukan menjadi penonton tapi sebagai pelaku industri,” ujar Ketua IKA ITS Kepri ini.
Menurut Cak Awang, panggilannya, kader muda harus disiapkan untuk memimpin NU di masa mendatang. Rentang 15 hingga 20 tahun mendatang kader muda sudah siap baik dari attitudenya, ekonomi, dan wawasannya.
LPNU Batam akan terus mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan skill kader-kader NU.
“Semoga dengan doa kita semua, LPNU Batam bisa membawa perubahan dan menjadi pondasi awal terbentuknya kemandirian ekonomi Nahdiyin,” ujarnya.
Salah satu Instruktur pelatihan scaffolder, Pembalasen Tarigan, mengaku sangat bangga kesungguhan para peserta. Ia menggarisbawahi, untuk meningkatkan kemampuan dan skill memang diperlukan suatu pengorbanan dan dedikasi yang tinggi, salah satunya dengan mengikuti pelatihan scafolding.
Melihat pesertanya semangat, instruktur juga tertantang untuk memberikan yang terbaik bagi peserta.
Ia berpesan, pelatihan ini hanya memberikan ilmu dasar. Peserta harus senantiasa mengupgrade diri. Jika mereka sudah bekerja, disarankan mengambil pelatihan ke jenjang di atasnya. Agar peserta juga bisa terus bersaing di dunia industri.
“Karena kita ini berada di bawah organisasi NU, kita nggak hanya menambah skill, tapi juga bagaimana punya etos kerja yang baik terutama menjaga attitude dan menjaga nama baik NU. Kami punya harapan para peserta nantinya bisa terserap di industri ini,” ujarnya.
Pelatihan scaffolder LPNU Batam ini bekerja sama dengan Disnaker Batam, Politeknik Negeri Batam, IKA ITS, IKA Undip, IKA ITB. Diadakan selama 8 hari, merupakan batch ke – 3 dari pelatihan yang diadakan oleh LPNU Batam. (***/jas)
Editor Ady Indra P