Mengenal Hadrah, Sejarah, Tokoh dan Peralatannya

Loading...

Suarasiber.com – Seni Hadrah berasal dari Timur Tengah, khususnya dari kawasan Arab, dan merupakan bagian dari tradisi Islam. Hadrah adalah bentuk ekspresi spiritual yang mencakup nyanyian dan tarian yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Kata “Hadrah” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “kehadiran,” merujuk pada kehadiran spiritual dan kesadaran akan Tuhan yang dirasakan selama pelaksanaan Hadrah.

Tokoh Seni Hadrah

Salah satu tokoh utama yang berpengaruh dalam pengembangan seni Hadrah adalah Sheikh Abu Al-Hasan Al-Shadhili, pendiri tarekat Shadhiliyah pada abad ke-13. Tarekat ini sangat menekankan zikir dan Hadrah sebagai bagian dari praktek spiritual mereka.

Hadrah sering kali dipimpin oleh seorang Sheikh atau pemimpin tarekat yang mengarahkan para pengikutnya dalam melantunkan zikir, bersalawat, dan memainkan alat musik seperti rebana atau gendang.

Penyebaran Hadrah

Seni Hadrah menyebar ke berbagai belahan dunia seiring dengan penyebaran Islam. Ketika Islam menyebar ke Afrika Utara, Asia Selatan, dan Asia Tenggara, seni Hadrah ikut berkembang di daerah-daerah tersebut dengan mengadaptasi elemen-elemen budaya lokal.

Di Indonesia, misalnya, Hadrah telah menjadi bagian dari tradisi keagamaan dan budaya lokal, seringkali dimainkan pada acara-acara keagamaan seperti Maulid Nabi, pernikahan, dan khitanan.

Selain di Indonesia, Hadrah juga populer di negara-negara seperti Mesir, Turki, Pakistan, dan India, masing-masing dengan variasi dan gaya tersendiri. Di Mesir, Hadrah sering dikaitkan dengan kelompok Sufi dan menjadi bagian dari ritual mereka. Di Turki, Hadrah sering digabungkan dengan musik dan tarian Sufi yang dikenal sebagai Sama.

Dengan globalisasi, Hadrah telah dikenal di kalangan komunitas Muslim di seluruh dunia dan bahkan menarik minat non-Muslim yang tertarik pada aspek spiritual dan estetika dari seni ini. Tradisi Hadrah kini tidak hanya dipertahankan oleh komunitas tarekat, tetapi juga telah menjadi bagian dari budaya pop Islam, dengan banyak kelompok musik modern yang mengadaptasi unsur-unsur Hadrah dalam penampilan mereka.

Peralatan Hadrah

Dalam seni Hadrah, terdapat beberapa alat musik tradisional yang biasanya digunakan untuk mengiringi zikir dan nyanyian. Berikut adalah peralatan yang umum digunakan dalam Hadrah beserta kegunaannya:

  1. Rebana (Duff)
    • Kegunaan: Rebana adalah alat musik perkusi yang paling utama dalam Hadrah. Terbuat dari bingkai kayu yang dilapisi kulit kambing atau sapi, rebana digunakan untuk mengatur ritme dan tempo nyanyian. Rebana dimainkan dengan cara memukul permukaannya dengan tangan, dan suaranya yang khas membantu menuntun para peserta dalam melantunkan zikir.
  2. Marawis
    • Kegunaan: Marawis adalah alat musik perkusi yang lebih kecil dari rebana, sering kali digunakan dalam kelompok yang terdiri dari beberapa pemain. Marawis menghasilkan suara yang lebih ringan dan cepat, sehingga sering digunakan untuk menambahkan variasi dan dinamika pada iringan musik Hadrah.
  3. Gendang (Darbuka)
    • Kegunaan: Gendang atau darbuka adalah alat musik perkusi berbentuk tabung dengan satu sisi terbuka yang dilapisi kulit. Gendang digunakan untuk memberikan ketukan dasar yang kuat dan menambah intensitas pada ritme Hadrah, terutama pada bagian-bagian yang membutuhkan penekanan emosi.
  4. Tumbuk (Tumbuk Hadrah)
    • Kegunaan: Tumbuk adalah sejenis alat musik perkusi yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul kayu. Tumbuk memiliki suara yang dalam dan resonan, digunakan untuk memberikan aksen pada ritme dan menambah kekayaan suara dalam pertunjukan Hadrah.
  5. Serunai
    • Kegunaan: Serunai adalah alat musik tiup tradisional yang digunakan dalam beberapa variasi Hadrah, terutama di daerah-daerah tertentu. Suara serunai yang melengking digunakan untuk menambahkan lapisan melodi pada zikir dan nyanyian, meskipun penggunaannya lebih jarang dibandingkan alat perkusi.
  6. Cymbals (Kecer/Kastanyet)
    • Kegunaan: Cymbals atau kecer adalah alat musik logam kecil yang dipukul bersama untuk menghasilkan suara gemerincing. Dalam Hadrah, cymbals digunakan untuk menambahkan efek suara yang ritmis dan tajam, sering kali digunakan untuk menandai perubahan ritme atau untuk memperkaya suara keseluruhan.

Masing-masing alat musik ini memiliki peran penting dalam menciptakan suasana dan irama yang khas dari seni Hadrah. Kombinasi alat musik ini menghasilkan harmoni yang membawa para peserta lebih mendalam dalam pengalaman spiritual dan keagamaan. (syaiful)

Editor Yusfreyendi

Loading...