Lupa Jalan Pulang ke Hotel, Mazkur Diantar ke Kloternya Berkat Gelang Identitas

Loading...

Suarasiber.com – Ada selaksa kisah tentang jemaah di setiap penyelenggaraan ibadah haji. Cerita itu tidak sedikit yang menjadi pengalaman sekaligus pembelajaran bagi jemaah Indonesia.

Salah satunya yang dialami Mazkur bin Main. Belum 24 jam di Madinah, dia mendapat pengalaman, lupa arah pulang saat keluar dari hotelnya di Madinah.

Mazkur bin Main tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG 1). Dia bersama 389 jemaah DKI Jakarta lainnya, baru tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah hari ini, Rabu (24/5/2023), pukul 06.30 waktu Arab Saudi (WAS). Dari bandara, jemaah JKG 01 ini di antar sampai hotel di Madinah pada sekitar pukul 08.00 WAS.

Istirahat sejenak, Mazkur masih belum percaya dirinya sudah sampai di Tanah Suci. Dia merasa masih di Tanah Air dan ingin mencari keluarganya. Sayang, Mazkur belum sempat mengamati wilayah sekitar hotelnya, sehingga saat keluar, lupa arah pulang.

Maklum, Mazkur di Madinah tinggal di Sektor 1 dekat Masjid Nabawi. Kawasan ini banyak hotel tinggi menjulang sehingga jemaah perlu mengamati lingkungan sekitar untuk mengenali arah dari hotel ke Masjid Nabawi dan sebaliknya.

Beruntung, Mazkur bertemu petugas haji. Nah, untuk bisa mengantar ke alamat hotelnya, petugas bisa mengidentifikasinya melalui gelang identitas yang dikenakan Mazkur. Dalam gelang itu, terdapat sejumlah informasi, salah satunya adalah keterangan kloter.

Dari gelang identitas, diketahui bahwa Mazkur tergabung dalam kloter JKG 01. Petugas lalu mengecek lokasi hotel JKG 01 dan diketahui kalau itu adalah Hotel Grand Plaza Badr Almaqam yang terletak di Sektor 1. Petugas selanjutnya mengantar Mazkur bin Main ke hotelnya hingga bertemu petugas lainnya.

Kebetulan sedang berkunjung di Grand Plaza Badr Almaqam, Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H Subhan Cholid sempat berbincang dengan Mazkur. Jemaah JKG 01 itu pun menceritakan pengalamannya.

“Pengalaman Pak Mazkur, mengajarkan kepada kita tentang pentingnya jemaah mengenakan gelang identitas yang dibagikan saat masuk asrama haji,” ujar Subhan Cholid, dilansir dari kemenag.go.id

Gelang Identitas

Sebelumnya, Subhan menjelaskan bahwa gelang identitas jemaah terbuat dari logam yang bisa bertahan dalam kondisi apapun. Gelang jemaah itu juga tahan saat terbakar api.

Menurutnya, gelang itu bukan aksesoris, tetapi menjadi bagian dari identitas diri. Di dalamnya, tercakup info nomor paspor dan kloter yang bisa mengidentifikasi asal jemaah dan juga hotel tempat tinggalnya, baik di Madinah maupun Makkah.

Sebagai identitas, maka saat ditemukan gelang itu, baik dengan orangnya maupun tidak, bisa diidentifikasi pemiliknya dan daerah asalnya.

“Dan ini terbukti pada kejadian tahun 2015, saat peristiwa mina dan kecelakaan crane, kita temukan orangnya dalam keadaan meninggal, dan bisa diidentifikasi melalui gelangnya,” sebut Subhan.

Pernah juga, tahun 2012, ada jemaah haji Indonesia terpisah dari rombongannya dan ternyata ditemukan di gunung Uhud dalam keadaan meninggal. Saat itu sudah sulit diidentifikasi jasadnya. Gelang yang dikenakannya menjadi petunjuk sehingga diketahui indentitasnya.

“Maka, gelang itu mohon jangan ditukar dan ditinggalkan. Kenakan gelang tersebut dengan kenceng supaya tidak lepas dari tangan selama di Tanah Suci,” pesannya.

“Mohon jangan ditukar selama masih di Tanah Suci. Sebab ada data pribadi. Sehingga jangan diberikan kepada orang lain dan jangan ditukar. Gelang ini juga bisa jadi kenang-kenagaan seumur hidup,” tegasnya. (***)

Editor Ady Indra P

Loading...