Kemendikbudristek Gandeng Ibu Penggerak Hilangkan 3 Dosa Besar Pendidikan

Loading...

Suarasiber.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tekonologi (Kemendikbudristek) bersama Ibu Penggerak berupaya menuntaskan “tiga dosa besar” dalam dunia pendidikan. Yaitu perundungan, intoleransi dan kekerasan.

Jumat (11/11/2022) Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbudristek menyelenggarakan Pelatihan Fasilitator Ibu Penggerak di Tangerang. Ibu Penggerak dari berbagai provinsi melakukan diskusi berbagai contoh praktik tiga dosa besar lalu diskusi mencari solusinya.

Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek, Anang Ristanto menyampaikan kehadiran Ibu Penggerak nanti menyosialisasikan bagaimana menerapkan pola pengasuhan yang positif terhadap anak-anak.

Maria Hardono, salah satu Ibu Penggerak yang pernah mengalami perundungan saat masa kecil mengatakan tiga dosa besar sangat berpengaruh terhadap psikologis. Ia mengaku banyak menemukan kasus-kasus yang terjadi pada anak-anak akibat perundungan, intoleransi, maupun kekerasan.

Maria pun menceritakan bagaimana ia mencoba mengutangi tiga dosa besar dimulai dari keluarganya. Ia menanamkan cinta kasih, saling menghargai, berpikir positif dan terbuka, menumbuhkan empati, serta keterampilan bergaul dan berkomunikasi kepada anak-anaknya.

Anggie Puspa Anggraeni, Ibu Penggerak dari Bogor, Jawa Barat menambahkan menghargai dan menerima perbedaan adalah landasan yang kuat agar anak bisa memiliki rasa empati terhadap sesama.

“Saya menyekolahkan anak saya di salah satu sekolah inklusi swasta. Di sana terdapat anak berkebutuhan khusus serta beragam agama dan ras, sehingga anak saya terbiasa menerima dan menghargai perbedaan setiap harinya,” ujar Anggie, melansir kemdikbud.go.id.

Citra Dewi, Ibu Penggerak dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah mengharapkan upaya seperti ini terus dilakukan Kemendikbudristek. (zainal)

Editor Yusfreyendi

Loading...