Samsudin Ngaku Panggilan Gus Untuknya bukan Karena Ia Anak Kiai

Loading...

Suarasiber.com – Perseteruan Samsudin dengan pesulap merah atau Marcel Radhival membuat publik penasaran tentang latar belakangnya.

Publik menganggap, panggilan Gus biasanya dialamatkan kepada anak kiai lelaki. Sedangkan untuk anak kiai yang perempuan disebut ning.

Dikutip suarasiber.com dari nu.or.id, seorang Gus dapat diangkat menjadi kiai. Itu sebabnya, Gus juga disebut sebagai kiai muda. Pada tingkatan itu, seorang Gus bisa menerimanya, namun bisa juga tidak.

Jika lebih suka dipanggil Gus, dia bisa tetap bergelar gus daripada kiai meski kedudukannya sudah naik menjadi kepala pesantren warisan ayahnya.

Dan publik pun penasaran apakah Samsudin juga kelompok anak kiai sehingga menyandang gelar Gus.

Kepada wartawan yang menanyakan hal tersebut, Sabtu (13/8/2022) Samsudin mengakui jika dirinya bukan keturunan kiai. Panggilan Gus yang disematkan kepadanya merupakan kebiasaan orang Jawa.

“Nama gus sendiri kalau di dalam orang Jawa, gus itu anak laki-laki, cah bagus,” kata Gus Samsudin, dilansir dari detik.com.

Ia juga mengatakan tak pernah memaksa orang-orang memanggilnya dengan sebutan Gus. Jika ada yang memanggilnya Gus, itu bukan dari dirinya melainkan orang-orang.

Sebutan Gus mendapatkab perhatian dari Bendahara GP Ansor Jatim Muhammad Fawait. Menurutnya ada yang harus diluruskan soal panggilan itu.

“Kalau kiai atau ulama itu harus jelas sanad keilmuannya, sedangkan gus harus jelas nasabnya. Jadi masyarakat jangan mudah percaya pada orang yang mengaku kiai atau gus. Lihat dulu sanad dan nasabnya,” kata Fawait, beberapa waktu lalu.

Sementara terkait pesulap merah, ia dilaporkan oleh Agustiar ke Polres Jakarta Selatan, Rabu (10/8/2022). Ia mengatasnamakan Persatuan Dukun Indonesia. Laporan ini dibenarkan Plt Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Yandri Irsan.

Kombes Yandri menyebutkan, pesulap Merah dilaporkan terkait dugaan pencemaran nama baik dan pelanggaran undang-undang informasi dan transaksi elektronik. (zainal)

Editor Nurali Mahmudi

Loading...