Sejumlah Anak Muda Tanjungpinang Lahirkan Film Tari Megar, Tonton Youtube-nya di Sini

Loading...

Suarasiber.com – Beragam bakat yang ada pada setiap orang bisa melahirkan karya yang bagus. Dan itu dibuktikan oleh sejumlah anak muda yang tinggal di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Lewat sebuah film tari berjudul Megar, Muhammad Rafika Safrio dan teman-temannya mempersembahkan karya yang bisa dilihat masyatakat umum melalui kanal Youtube Muhamad Rafika Safrio.

Film tari berjudul Megar ini diunggah 28 Juli 2022 malam, hingga 29 Juli 2022 pukul 11.09 WIB sudah dilihat 598 orang dan dikomentari puluhan penonton.

Dilihat dari deksripsi kanal tersebut, karya ini melibatkan banyak anak muda yang kreatif. Mereka adalah Muhamad Rafika Safrio (Choreographer & Art Director); Rizqullah Ramadhan Panggabean (DOP & Producer); Muhammad Syah Difa Lubis (Camera Person).

Sementara art crewnya terdiri dari Geovanni Alvin Ramadhani, Muhammad Raihan Arvi, Riandi Putra Kurniawan.

Foto – dok pribadi

Editor & Colorist, Muhammad Syah Difa Lubis. Muhammad Farand Ilalang bertindak sebagai Music Producer sementara Still Photo & BTS dikerjakan Artyson Firman Poyoh.

Penari dalam film tari ini, Muhamad Rafika Safrio yang biasa disapa Rio adalah mahasiswa ISI Yogyakarta Prodi Seni Tari. Ia berteman dengan Ilalang yang juga satu kampus namun Prodi Penciptaan Musik.

Bersama Rizqullah yang juga kuliah di ISI Surakarta Prodi Film dan Televisi, muncullah ide menggarap film tari.

Kebetulan saat ini mereka tengah menikmati liburan di kampung halamannya, Tanjungpinang.

Ide tersebut didukung oleh teman sekolah SMP di Tanjungpinang. Proses pengambilan gambar dikerjakan di Pantai Trikora.

Sementara Ilalang kepada suarasiber.com pernah mengatakan senang bisa berkumpul kembali saat liburan dan menghasilkan sesuatu.

“Ini karya pertama kali, doakan kami tak akan berhenti sampai di sini,” ujarnya di sela-sela pembuatan musik untuk latar film tari ini.

Megar sendiri diangkat berdasarkan empiris seseorang yang mengalami cibiran demi cibiran. Akhirnya ia berkelana untuk menemukan jawaban serta hal yang diinginkan dan dapat beradaptasi dengan memilah sisi positif ataupun sisi negatif yang bisa diterima dalam dirinya.

Satrawan Kepri, Ramon Damora ketika ditunjukkan Megar berkomentar bagus sekali.

“Lahir dari rahim laut, mencapai jati diri sampai ke puncak karang untuk kemudian pulang kembali ke sarang, tempat dirinya dahulu memegar. Saya menikmatinya,” tulisnya melalui pesan singkat. (zainal)

Editor Nurali Mahmudi

Loading...