Sesi Twitter Spaces Narabahasa, Fatih Kalifa Ungkap Fakta Menarik Pembuatan Katla

Loading...

Suarasiber.com – Fatih Kalifa, Pengembang Katla, membeberkan fakta-fakta menarik seputar permainan tebak kata yang tengah viral di media sosial itu.

Hal tersebut disampaikan oleh Fatih dalam sesi Twitter Spaces bersama Narabahasa bertajuk “Dari Kata ke Katla”, Sabtu (26/2/2022).

Ia mengakui terinspirasi dari Wordle, permainan tebak kata versi bahasa Inggris. Keseruan permainan itu membuat Fatih tergerak untuk membuat permainan yang sama dalam versi bahasa Indonesia.

Perekayasa perangkat lunak ini mulai merancang Katla pada 20 Januari 2022.

Akhir Januari, ia mencari informasi apakah ada Wordle versi bahasa Indonesia. Ternyata belum ada. Akhirnya, Fatih iseng membuatnya dan melemparnya ke warganet melalui Twitter.

“Barangkali ada yang penasaran kalau versi bahasa Indonesia-nya sesusah apa memainkannya,” ungkapnya.

Menariknya, pembuatan Katla hanya dikerjakan Fatih sehari kerja. Hal itu karena sistem
pemrogramannya tidak terlalu rumit dan data leksikon bahasa Indonesia sudah tersedia.

“Asumsikan satu hari kerja. Itu satu hari selesai. Dari segi sistemnya itu enggak
terlalu rumit. Bisa diselesaikan dalam satu hari. Kebetulan sudah ketemu yang
menyediakan data kata-kata apa saja yang ada di KBBI,” jelas Fatih.

Fatih juga membuat kode pemrograman Katla dapat dibuka secara umum melalui GitHub. Semua orang bisa mengakses kode tersebut dan berkontribusi untuk penyelesaian masalah atau bug. Fatih bahkan sudah menerima kontribusi dari beberapa orang sejak Katla diluncurkan.

“Kalau merancang sisanya, saya bikin sendiri. Saya buat supaya kodenya bisa diakses semua orang. Jadi, kalau mau kontribusi, juga bisa. Misalnya, benerin masalah atau bug. Saya sudah terima beberapa kontribusi juga dari orang lain,” katanya.

Dalam pembuatan Katla, Fatih merasa tertantang ketika pengguna meminta agar arti dari setiap kata yang keluar turut disertakan pada akhir permainan. Fatih kemudian mengintegrasikan data dengan situs glosarium bahasa Indonesia dan membuat satu
sistem baru.

“Itu yang lumayan menantang,” katanya.

Tiga hari pertama sejak Katla diluncurkan, kata yang keluar diacak secara otomatis oleh komputer dari data KBBI. Namun, Fatih kemudian mengganti metodenya menjadi kurasi manual. Ia memasukkan daftar kata yang layak untuk dikeluarkan.

Dari sana, barulah sistem mengacak secara otomatis. Perubahan tersebut dilakukan Fatih karena KBBI memuat kata tidak baku dan singkatan yang hanya terdiri atas huruf konsonan. Hal itu ditakutkan akan membuat pengguna Katla merasa bingung dan tidak tertarik untuk mencoba menebak kata yang lain.

“Mulai dari situ, saya kurasi manual. Saya masukkan daftar katanya. Cuma daftarnya saja, tapi cara pilih (kata) tetap acak. Setiap hari pukul sepuluh malam, dia (sistem) bakal pilih kata besoknya. Alasan pukul sepuluh malam, supaya orang di Papua dan WIT bisa pakai (Katla) pas pukul dua belas,” ujar Fatih.

Saat ini, Fatih tengah mengembangkan fitur baru untuk Katla. Dalam waktu dekat, pengguna Katla akan bisa bermain secara bersamaan dengan orang lain, mulai dari dua hingga sepuluh orang. Fitur tambahan tersebut dinamakan Lawan Katla.

“Jadi, kalian bisa langsung main bareng dengan orang,” katanya. Dengan hadirnya fitur itu, Fatih berharap pengguna Katla makin tertarik dan tertantang. (kiriman fath putra mulya)

Editor Ady Indra Pawennari

Loading...