Bongkar 3 Langkah Susun Karya Ilmiah, Felicia: Menulis Itu Seperti Wangsit

Loading...

Suarasiber.com – Dosen FIB UI dan Widyaiswara Narabahasa, Felicia Nuradi Utorodewo memberikan kiat menulis karya ilmiah dalam Kelas Daring Praktis (KDP) bertajuk “Kiat Menulis Karya Ilmiah” pada, akhir Februari lalu.

Menurut Felicia, karya ilmiah sejatinya berbeda dengan karya tulis lainnya. Ciri khasnya terletak pada penyusunan yang sistematis, penggunaan bahasa yang baku, serta pemanfaatan fakta dan teori sebagai dukungan.

“Kita merangkai gagasan, mendeskripsikan suatu peristiwa, dan menjelaskannya. Kita juga menyelesaikan sebuah masalah yang kita susun secara sistematis,” katanya, seperti rilis yang dibaca suarasiber.com. Jumat (3/3/2022).

Sebuah karya ilmiah harus dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Untuk membuktikan keilmiahannya, tulisan tersebut harus memenuhi standar keilmiahan, yaitu empiris dan objektif.

“Jadi, bukan sudut pandang si peneliti sendiri, ya. Jadi, betul dapat dibuktikan secara teoretis maupun secara dukungan
fakta,” terang Felicia.

Ada tiga langkah utama menulis karya ilmiah yang dijabarkannya sebagai berikut:

Pertama, prapenulisan, kadang dipersiapkan agak lama karena fondasi penulisan karya ilmiah. Di sini ada pemilihan topik, menentukan tujuan, merumuskan tema, dan merancang judul.

“Pilihlah topik yang sesuai dengan ketertarikan penulis. Topik sama masih bisa diteliti apabila sudut pandang yang digunakan berbeda dan memberikan unsur kebaruan dalam karya ilmiahnya,” tarang Felicia.

Seyogyanya dicari sudut pandang yang baru. Selanjutnya topik dan tujuan dirangkai menjadi satu kalimat utuh. Hal itulah yang dikenal dengan perumusan tema atau tesis.

Kedua, penulisan draf, yang dapat dimulai dengan menyusun kerangka ilmiah sementara. Penulis mulai merumuskan pola apa yang cocok untuk mengurutkan gagasan penelitian.

Penulisan draf dilanjutkan dengan analisis data penelitian. Analisis dimulai dari memilah data berdasarkan ciri-cirinya.

“Ciri-ciri itu didapatkan dari teori,” imbuh Felicia.

Setelah itu, data dikelompokkan atau dikategorisasikan berdasarkan
kebutuhan penelitian. Data kemudian dianalisis secara kuantitatif, kualitatif, atau gabungan dua metode tersebut.

Ketiga, pemformatan, yang pada umumnya mengikuti panduan format
ISO 5966. Berdasarkan panduan tersebut, format karya ilmiah terdiri atas bagian awal yang berisi judul, nama penulis, abstrak, dan kata kunci.

Kemudian, bagian isi memuat pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi, analisis dan hasil, serta kesimpulan dan saran.
Sementara itu, bagian akhir terdiri atas ucapan terima kasih, daftar pustaka, lampiran, dan daftar riwayat hidup.

“Menulis itu seperti wangsit, ya. Datang seperti badai lalu kita mengetik. Kemudian, setelah itu selesai, baru kita baca ulang. Pada waktu kita baca ulang, sekaligus kita merapikan formatnya,” pesan Felicia. (zainal)

Editor Ady Indra Pawennari

Loading...