RI Ngebor Minyak di Natuna, China Protes Klaim Itu Wilayahnya

Loading...

Suarasiber.com – Laut China Selatan kembali menjadi berita setelah China melaporkan Indonesia. China meminta Indonesia untuk menghentikan pengeboran minyak dan gas alam di wilayah yang diklaim masuk ke teritorialnya.

Melansir detik.com, hal ini dilaporkan Reuters pada 1 Desember kemarin. Disebutkan ada satu surat dari diplomat China kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia yang meminta Indonesia menghentikan pengeboran di rig lepas pantai karena diklaim berada di dalam wilayah China.

Saat protes China ini dilaporkan, Indonesia memang baru saja melakukan pengeboran eksplorasi minyak di sekitar Laut China Selatan.

Sementara melansir dari halaman resmi SKK Migas, Sabtu (4/12/2021), regulator hulu migas di Indonesia ini pada 1 Desember melaporkan adanya cadangan migas baru alias harta karun energi di wilayah Laut China Selatan.

Temuan itu tepatnya berada di Wilayah Kerja (WK) Tuna yang terletak di lepas pantai Natuna Timur, tepat di perbatasan Indonesia-Vietnam.

Sengketa Laut China Selatan telah terjadi sejak tahun 1947. Dasar yang digunakan China untuk mengeklaim seluruh Kawasan Laut China Selatan adalah sembilan garis putus-putus yang meliputi sejumlah wilayah milik Filipina, Malaysia, Vietnam, Taiwan dan Brunei Darussalam.

Dalam sengketa Laut China Selatan, Indonesia dianggap menjadi penengah dan tidak pernah mengeklaim wilayah itu.

Di beberapa kali kesempatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta setiap negara menghargai hukum internasional yang tercantum dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) yang ditetapkan pada 1982.

Yakin Teknologi Perminyakan Indonessia

Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad percaya teknologi perminyakan di Indonesia mampu mengatasi kandungan CO2 yang masih banyak terdapat di gas alam cair Natuna.

“Namun kami yakin dengan teknologi di bidang perminyakan dan gas, persoalan inindapat kita atasi bersama. Pemerintah Kepri siap memfasilitasi mitra kerja KKKS yang bisa segera mengeksploitasi gas alam cair Natuna agar target yang ditetapkan pemerintah pada SKK Migas dapat segera terwujud,” jelas Ansar.

Hal ini disampaikan saat menghadiri Northen Sumatra Forum 2021 di Hotel Best Western Premier Panbil, Batam, Kamis (25/11/2021).

Pada acara ini Ansat menerima penghargaan dari Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto yang dinilai aktif dalam mendukung kelancaran operasioanal hulu migas di Provinsi Kepulauan Riau.

Dibeberkannya di forum ini, cadangan gas alam cair Natuna mencapai 48,7 triliun kaki kubik (MBBTU). Lebih besar dari cadangan gas alam cair di Selat Makasar dengan jumlah cadangan deposit gasnya 2,6 triliun kaki kubik(MBBTU).

Juga lebih besar dari Blok Marcela di Ambon dengan cadangan gasnya 16,7 triliun kaki kubik (MBBTU).

Dengan potensi tersebut, Natuna bisa memberikan dukungan devisa selama 50 tahun ke depan.

Semakin besar dukungan devisa dari Migas untuk negara, diharapkan juga bisa berdampak pada peningkatan dana bagi hasil untuk daerah.

SKK Migas sebagai lembaga yang diberikan kewenangan oleh pemerintah, salah satu tugasnya adalah mengoptimalisasi capaian produksi minyak nasioanal.

SKK Migas ditargetkan bisa mencapai produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas bumi 12 miliar kaki kubik per hari hingga tahun 2030. (zainal)

Editor Ady Indra Pawennari

Loading...