Pertanyaan untuk Jenderal Andika Diantaranya Soal Papua dan Tes Keperawanan
Suarasiber.com – Presiden Joko Widodo mengajukan satu nama sebagai Panglima TNI menggantikan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun pada November tahun ini.
Hadi sendiri akan memasuki masa pensiun pada November tahun ini.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Christina Aryani menyambut baik pengusulan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.
Menurut dia, dengan pengalaman dan rekam jejak, Andika sanggup mengemban tugas sebagai Panglima TNI.
Dalam keterangannya, seperti dilansir dari liputan6.com, Christina melihat Jenderal Andika cukup banyak melakukan terobosan yang bisa membawa angin segar bagi organisasi TNI ke depannya.
“Ia juga memiliki kemampuan komunikasi yang baik, humanis serta responsif,” kata Christina, Kamis (4/11/2021).
Hingga hari ini Christina dan teman-temannya masih menunggu jadwal uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap Andika Perkasa.
“Komisi I DPR masih menunggu penugasan dari Badan Musyawarah (Bamus) DPR,” tambah Christina.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, akan ada tahap verifikasi administrasi, verifikasi faktual, uji kelayakan dan kepatutan, serta rapat pleno pengambilan keputusan.
Hasil pleno itulah yang selanjutnya akan dibawa ke Rapat Paripurna DPR-RI.
Namun, Christina mengaku pihaknya telah menyiapkan pertanyaan untuk calon Panglima TNI Andika Perkasa.
Dua isu yang menjadi perhatian yakni keamanan Papua dan penghapusan tes keperawanan TNI.
“Soal isu keamanan di Papua, isu-isu seputar keamanan laut, dan tentu saja implementasi dari wacana penghapusan test keperawanan untuk calon prajurit TNI,” kata dia.
Soal penunjukan Panglima TNI, Christine menyebut itu adalah hak prerogatif Presiden. UU 34 Tahun 2004 tentang TNI mengatur kemungkinan rotasi antar matra sebagai Panglima TNI namun sekali lagi, bukan merupakan hal yang diwajibkan.
Christine percaya TNI profesional dan siap menjalankan keputusan Presiden sebagai Panglima tertinggi. (man)
