Batam Percontohan Pengembangan Bus Rapid Transit

Loading...

Suarasiber.com – Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad menyambut baik rencana Batam dijadikan percontohan pengembangan Bus Rapid Transit (BRT).

Amsakar menjelaskan, sejak awal Kota Batam dikembangkan sebagai kawasan industri, perdagangan, investasi, alih kapal dan logistik.

Dengan demikian, Batam ke depan harus didudukung oleh infrastruktur yang kompetitif. Sehingga benar-benar dapat menjadi kota terdepan di Indonesia bagian barat ini.

“Karena itu kami tentu sangat mengapresiasi dengan pengembangan BRT di Batam ini,” kata Amsakar, Rabu (24/11/2021).

Menurutnya, ini sejalan dengan apa yang dilakukan Pemkot Batam saat ini dalam meningkatkan infrastruktur jalan. Baik itu jalan-jalan utama ataupun juga jalan pemukiman masyarakat.

“Pada skala makro kami fokus dalam peningitan jalan dan drainase, sedangkan mikro fokus terhadap infrastruktur di kelurahan,” ujarnya.

Amsakar juga mengungkapkan sejak tahun 2004, Batam sebenarnya sudah menjadi pilot project transportasi bus. Hingga menjadi Trans Batam saat ini yang dikelola oleh unit khusus.

“Karena itu, FGD hari ini tentu kita harapkan ada manfaat yang baik dalam pengembangan BRT di Kota Batam ke depan,” jelasnya.

Tentang Bus Rapid Transit

Melansir dishub.jabarprov.go.id, Rabu (24/11/2021), Bus Rapid Transit (BRT) atau busway merupakan bus dengan kualitas tinggi yang berbasis sistem transit yang cepat, nyaman, dan biaya murah untuk mobilitas perkotaan dengan menyediakan jalan untuk pejalan kaki, infrastrukturnya, operasi pelayanan yang cepat dan sering, perbedaan dan keunggulan pemasaran dan layanan kepada pelanggan.

BRT pada dasarnya mengemulasi karakteristik kinerja sistem transportasi kereta api modern. Satu sistem BRT biasanya akan dikenakan biaya 4-20 kali lebih kecil dari Light Rail Transit (LRT) dan 10-100 kali lebih kecil dari sistem kereta api bawah tanah.

Sejarah Bus Rapid Transit

Pada tahun 1937, Chicago sudah mulai merencanakannya yang kemudian diikuti oleh Washington D.C pada kurun waktu 1956-1959.

Tidak berhenti di situ, pada tahun 1959, St. Louis juga sudah mulai merancang, dan Milwaukee menyusul pada tahun 1970 (Barton-Ashman Associates, 1971).

Pengembangan pertama dalam skala besar dari layanan bus ekspress dimulai di Curitiba (Brazil) pada tahun 1974, tetapi ada beberapa proyek-proyek kecil sebelum pembangunan itu.

Sejak itu, pengalaman Curitiba telah meberikan inspirasi pada kota-kota lain untuk mengembangkan sistem serupa. Pada tahun 1970-an, pengembangan sistem BRT telah terbatas pada Amerika Utara dan Selatan.

Pada akhir tahun 1990-an, reproduksi konsep BRT mulai tumbuh kembali dan di buka di Quito- Ekuador pada tahun 1996, Los Angeles- USA pada tahun 1999 dan Bogota, Kolombia pada tahun 2000.

Di atas semua, proyek TransMilenio di Bogota mulai beroperasi pada tahun 2000 dan keberhasilannya telah menarik perhatian masyarakat internasional sebagai contoh sistem BRT.

BRT mulai masuk ke Asia pada 2000 awal. Hingga kini banyak negara menggunakannyam termasuk Indonesia.

Ideal Dikembangkan di Indonesia

Sementara dari dephub.go.id, dikatakan jika penggunaan sitem Bus Rapid Transit (BRT) cocok atau ideal dikembangkan di negara berkembang seperti Indonesia.

Bahkan hal ini sudah disampaikan oleh Prof. Robert Cevero dari University of California Berkeley, Amerika Serikat yang hadir sebagai dosen tamu pada kegiatan kuliah umum “Perencanaan Penataan Transportasi Perkotaan Terbaru,” di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, pada 2012 silam.

Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono yang menjadi moderator mengatakan bahwa Robert menganjurkan agar kota-kota yang belum mampu atau belum tiba saatnya membuat sistem transportasi berbasis rel (Subway) seperti di Indonesia, mulai mengembangkan dahulu sistem transportasi berbasis bis (BRT) .

Untuk mewujudkannya menurut Bambang, harus ada kemauan yang kuat dari pemerintah daerah setempat karena memang kewenangan menata transportasi perkotaan ada di Pemda setempat.

Pembayaran Non Tunai

Dilihat dari Instagram @transbatam, saat ini penumpang bus Trans Batam sudah bisa menggunakan pembayaran non tunai.

Pembayaran dengan cara ini diklaim lebih murah dibandingkan yang tunai. Peluncuran pembelian tiket Trans Batam melalui QRIZ dilaksanakan pada 26 September 2020.

Non tunai bisa melalui aplikasi yang sudah terintegrasi QRIS dan kartu BRIZZI. Diantaranya via BCA Mobile, BSI Mobile, Danam GoPay, LinkAja, Mandiri Mobile, Ovo dan Shoopepay. (masjai)

Editor Yusfreyendi

Loading...