Batik Mendunia, KBRI Canberra Gelar Seminar Batik

Loading...

Suarasiber.com – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra, Australia, giat promosi batik.

Belum lama ini, digelar Seminar “Sustainability of Batik as Indonesia’s Heritage for the World: Opportunities and Challenges”, yang bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA), secara daring, di Canberra.

Kegiatan ini diikuti 100 pencinta budaya Indonesia dari berbagai negara. Ada yang dari Taipei, Malaysia, India, Italia, Australia dan Indonesia.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia dan Vanuatu, Kristiarto S. Legowo, mengatakan batik tak terpisahkan dari budaya dan diplomasi Indonesia.

“Batik sudah mendunia dan secara luas dicintai bukan hanya oleh orang Indonesia, tapi juga masyarakat dunia,” tutur Kristiarto dilansir dari laman kemdikbud.

Kristiarto yang juga penggemar batik mengatakan batik punya dua fungsi, budaya dan ekonomi.

Sebagai warisan budaya, tentu batik harus dijaga dan dilestarikan. Namun, sebagai komoditas ekonomi, batik telah menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat yang terus meningkat setiap tahun.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Indonesia di Canberra, Mukhamad Najib, menjelaskan diskusi ini untuk memperingati Hari Batik Nasional pada 2 Oktober.

Pembicara dari James Cook University, Maria Wornska Friend, dalam uraiannya menjelaskan Batik Jawa berkontribusi besar bagi dunia sejak berabad-abad silam.

“Pengaruh Batik Jawa bukan hanya di nusantara, tapi hingga ke India, Afrika, Eropa, bahkan Australia,” tutur Maria yang sudah melakuan penelitan tentang Batik Jawa selama lebih dari 30 tahun ini.

Maria juga mencontohkan batik motif “Parang Rusak” dari Jawa Tengah telah menginspirasi “the fan motive” yang diproduksi oleh perusahaan manufaktur kain kenamaan asal Belanda, Vlisco.

“Sebelum tahun 1913, di Manchester terdapat batik Afrika Barat yang motifnya terinspirasi dari Batik Jawa. Bahkan di India, penyair besar Rabindranath Tagore pada tahun 1929 sudah mengenakan batik Jawa. Ini menunjukkan betapa Batik Jawa memang sudah mendunia sejak lama,” papar Maria.

Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga dikenal sebagai “Doktor Batik”, Yan Yan Sunarya, menyampaikan bahwa Batik Sunda juga merupakan kekayaan khas tanah air.

“Sejak abad ke-16, wilayah Sunda telah familiar dengan produksi Batik. Meski banyak ahli mengatakan bahwa Batik Sunda pada awalnya terpengaruh oleh Batik Jawa, namun Batik Sunda memiliki karakter spesifik yang berbeda seiring perkembangan nilai dan budaya Sunda yang memiliki perbedaan dengan Jawa,” pungkas Yan Yan. (man)

Loading...