Berikut 4 Miskonsepsi Mengenai Isu Klaster PTM Terbatas

Loading...

Suarasiber.com – Ada empat salah pemahaman mengenai isu klaster pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Hal ini telanjur menyebar di masyarakat.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pun meluruskan kesalahpamahaman tadi. Masyarakat pun diajak lebih baik memahami agar dapat melaksanakan PTM terbatas dengan aman dan nyaman.

Miskonsepsi pertama ialah mengenai terjadinya klaster akibat PTM terbatas.

“Angka 2,8% satuan pendidikan itu bukanlah data klaster Covid-19, tetapi data satuan pendidikan yang melaporkan adanya warga sekolah yang pernah tertular Covid-19,” tulis admin @kemdikbud, seperti dilihat suarasiber Senin (27/9/2021).

Kedua, belum tentu penularan Covid-19 terjadi di satuan pendidikan. Data tersebut didapatkan dari laporan 46.500 satuan pendidikan yang mengisi survei dari Kemendikbudristek.

Satuan pendidikan tersebut ada yang sudah melaksanakan PTM Terbatas dan ada juga yang belum.

“Ketiga, angka 2,8% satuan pendidikan yang diberitakan bukanlah laporan akumulasi dari kurun waktu 1 bulan terakhir,” demikian dituliskan di Instagram tadi.

Data tersebut berdasarkan 14 bulan terakhir sejak tahun lalu, yaitu bulan Juli 2020.

Miskonsepsi keempat adalah isu yang beredar bahwa 15.000 siswa dan 7.000 guru positif Covid-19 berdasar laporan yang disampaikan oleh 46.500 satuan pendidikan.

Data ini belum diverifikasi, sehingga masih ditemukan kesalahan.

Sebagai solusi ke depan, Kemendikbudristek dan Kemenkes sedang mempersiapkan pendataan baru dengan aplikasi PeduliLindungi untuk memudahkan verifikasi data. (man)

Loading...