Ambulance Zigzag Dulu dan Sekarang…

Loading...

Suarasiber.com – Potret buram layanan rumah sakit di tahun 1981 diprotret dengan sangat baik oleh Iwan Fals, penyanyi legendaris.

Iwan memotret buruknya layanan rumah sakit itu melalui lagu yang berjudul “Ambulan Zig Zag”.

Lagunya memang sudah usang, tapi isi protret itu kekal sampai di era revolusi industri 4.0. Seperti deja vu.

Seorang teman yang mengingatkan potret buram di lagu itu, saat kami berdiskusi sambil minum kopi O, awal pekan ini.

“Seperti lagunya Iwan Fals, Mas, yang judulnya Ambulance Zigzag,” sebut teman yang saya tulis di sini dengan nama Iwan.

Saya kaget mendengarnya. Kaget karena tak menyangka pelayanan rumah sakit pemerintah yang berlokasi di Tanjungpinang masih buram.

Kaget karena ingat lagu itu lagi. Sebagai fans berat Iwan Fals sejak masih SD, lagu Ambulan Zig Zag termasuk salah satu lagu yang saya favoritkan.

Selain Umar Bakri, Bento, Bongkar dan banyak lagi tentunya.

Awalnya kami bercerita tentang pengalaman masing-masing saat terinfeksi virus corona.

Saya memang sempat terjangkit Covid-19, virus laknat yang membuat nyawa adik dan ibu kandung saya melayang.

Sukurnya, saya sudah vaksin dua kali dan kondisi fisik lumayan bagus. Sehingga, saat terinfeksi hanya mengalami gangguan penciuman sekitar 3 hari.

Saya tidak sampai ke rumah sakit, hanya periksa ke dokter saja. Dan, tak dikasih obat apapun. Mungkin karena kondisi fisik saya tetap bagus meski terinfeksi virus itu.

Tapi saya diminta untuk menjaga imun dengan mengonsumsi vitamin C. Selain diminta menjaga feel tetap happy, cukup istirahat dan isoman.

Sedangkan Iwan, teman saya punya riwayat jantung dan jantungnya sudah dipasangi ring.

Sehingga, dia harus datang ke sebuah rumah sakit pelat merah di Tanjungpinang, Ibu Kota Provinsi Kepri.

Meski punya jabatan penting di pemerintahan, teman saya ini termasuk tipe pejabat yang humble selain low profile.

Tidak pernah menampakkan diri sebagai pejabat. Juga tidak berlagak sok penting seperti khasnya sikap pejabat-pejabat di daerah. Apalagi yang baru menjabat.

Karenanya, saat datang ke rumah sakit itu pun dia mengikuti semua proses seperti warga umumnya.

Akibatnya jelas, sama seperti warga umum lainnya dia harus menunggu berjam-jam. Untuk mendapatkan sebuah kepastian putusan.

Beda ketika seorang pejabat eselon II di Provinsi Kepri datang bersama keluarganya. Bukan saja paramedis yang langsung melayani.

Pimpinan rumah sakit pun ikut turun menyambut kedatangan sang pejabat. Meski kedatangannya bukan untuk urusan dinas, tapi membawa keluarganya berobat.

“Mirip kali kan, Mas dengan lagu Ambulan Zig zag,” sebut Iwan terkekeh sinis melihat potret buram di depan matanya kala itu.

Saya pun mengangguk setuju, bahwa potret buram yang dibingkai Iwan Fals di lagu itu persis seperti kejadian yang dialami teman ini.

Hanya beda tempat, ruang dan waktu. Namun isinya tetap sama.

Bagi yang tak kenal lagu Ambulance Zigzag, ini liriknya:

Deru ambulance
Memasuki pelataran rumah sakit
Yang putih berkilau
Di dalam ambulance tersebut
Tergolek sosok tubuh gemuk
Bergelimang perhiasan
Nyonya kaya pingsan

Mendengar kabar
Putranya kecelakaan

Dan para medis
Berdatangan kerja cepat
Lalu langsung membawa korban menuju ruang periksa
Tanpa basa basi
Ini mungkin sudah terbiasa

Tak lama berselang
Supir helicak datang
Masuk membawa korban yang berkain sarung
Seluruh badannya melepuh
Akibat pangkalan bensin ecerannya…Meledak

Suster cantik datang
Mau menanyakan
Dia menanyakan data si korban
Di jawab dengan
Jerit kesakitan
Suster menyarankan bayar ongkos….pengobatan
Ai.. sungguh sayang korban tak bawa uang

Suster cantik ngotot
Lalu melotot
Dan berkata: “Silahkan bapak tunggu di muka!”

Hai modar aku
Hai modar aku
Jerit si pasien merasa kesakitan
Hai modar aku
Hai modar aku
Jerit si pasien merasa diremehkan

Jika kejadian itu di rumah sakit partikelir mungkin bukan cerita menarik.

Tapi kejadian ini di rumah sakit pelat merah. Yang kononnya sudah berbentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Yang nota bene modal dari APBD, yang nyaris semuanya dari APBN dan nyaris 90 persen sumbernya dari hasil pajak rakyat. Ironi.

Saya sempat bertanya kenapa begitu sabar “dibiarkan” berjam-jam. Dan, tetap sabar melihat sambutan hangat rumah sakit kepada pejabat itu serta keluarganya?

“Tak apa, Mas. Saya kan jadi tahu seperti apa kondisi yang sesungguhnya. Karena, kalau lagi presentasi isinya wuaaah.. ha ha ha,” ucapnya.

Ya ya ya… saya jadi ingat teman ini juga pejabat penting. Hanya tak suka mengemis pelayanan lebih.

Yang pasti protret buram di lagu Ambulance Zigzag yang liriknya ditulis Iwan Fals tahun 1981 hingga masih kekal. Cuma beda tempat, ruang dan waktu. (sigit rachmat)

Loading...