Pak Mantri, Puluhan Tahun Gelar Sunatan Massal dengan Biaya Sendiri

Loading...

Suarasiber.com – Nama lahirnya Mochammad Toifin, namun oleh masyarakat Kota Batam yang mengenalnya, ia dipanggil Pak Mantri. Ia bukan orang kaya, namun berupaya membantu sesama demi kebahagiaan hakiki.

Bagi Toifin, untuk membantu orang lain seyogyanya tidak harus menunggu seseorang itu memiliki harta yang berlebih. Karena sejatinya bantuan yang dibutuhkan orang lain tidak selalu berupa materi.

Puluhan tahun ia asyik dengan kegiatan – kegiatan sosial seperti sunatan massal. Sasarannya ialah anak-anak yang lahir dari oran tua kurang mampu. Yang patut diteladani dari Toifin, ia tak pernah meminta sumbangan kepada pihak lain.

Semampunya, sebisanya, itulah yang dilakukan setiap kali menyelenggarakan sunatan massal bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Keceriaan anak-anak yang akan dikhitan adalah kebahagiaan bagi Mochammad Toifin. Foto – istimewa

Selain anak-anak kurang mampu, sunatan massal yang didanai Toifin juga dilakukan terhadap anak yatim.

Dengan kegiatan baik seperti yang dilakukannya, bukan satu dua orang yang menyarankan agar ia meminta bantuan instansi pemerintah atau swasta. Namun Toifin mengaku lebih bahagia tatkala mampu melakukannya secara mandiri.

“Sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain,” begitulah pernyataan tulus yang terucap dari bibir Toifin kepada awak media, Kamis (26/8/2021).

Perantau asal Batang, Jawa tengah ini selalu saja merasa bahagia mendalam tatkala melihat anak-anak miskin dan anak yatim dikhitan.

“Karena memberi itu bagi saya rasanya sangat nikmat dan sungguh indah,” kata Toifin.

Karena aksi sosialnya semakin dibutuhkan banyak orang, Toifin akhirnya membentuk Perkumpulan Jawa Muda Madani yang disingkat Perjamu Madani. Ia memercayakan kursi ketua kepada Abdul Malik SE.

banner-csu

Abdul Malik sendiri selama ini menjabat sebagai Ketua Paguyuban Shima Jepara Kota Batam. Sementara Toifin sebagai dewan pendiri.

Harapan Toifin, dengan memiliki wadah maka sunatan massal dan kegiatan lainnya akan semakin intensi digelar. Sehingga kehadiran Perjamu Mandiri bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Perjamu Madani ini ibarat kendaraan bakti sosial yang akan menjangkau wilayah lebih luas dengan identitas yang lebih jelas,” terangnya.

Menggunakan kata Jawa dalam nama perkumpulannya, Toifin ingin mengajak masyarakat Jawa di manapun merantau untuk memegang prinsip mikul dhuwur mendhem jero.

“Sebagai orang Jawa tidak hilang Jawanya, dan di bumi Melayu kita hidup maka harus menjunjung tinggi adat istiadat Melayu. Dengan begitu keharmonisan akan terjaga dengan baik,” kata Toifin.

Pesannya kepada para pengurus Perjamu Mandiri: hadir tidak sekadar lahir, berdiri untuk berlari, menuju garis finish yang hakiki, menuju rida Ilahi. (man)

Loading...